Minggu, 21 Desember 2025

Jaga Persaudaraan di Perbatasan Depok dan Jakarta, Warga Dua Kampung Ini Sudah 60 Tahun Gelar Tradisi Sedekah Bumi Keramat Ganceng

- Senin, 16 Juni 2025 | 06:35 WIB
Ketua KOOD Cimanggis, Tri Sakti Anggoro (dua kanan), Tokoh Masyarakat, Djayadi (kiri), Lurah Harjamukti, Edi Suernan (tengah), menghadiri Kampung Pondok Ranggon, Kelurahan Harjamukti, Kota Depok, Jumat (13/6). (DOKUMEN KOOD CIMANGGIS)
Ketua KOOD Cimanggis, Tri Sakti Anggoro (dua kanan), Tokoh Masyarakat, Djayadi (kiri), Lurah Harjamukti, Edi Suernan (tengah), menghadiri Kampung Pondok Ranggon, Kelurahan Harjamukti, Kota Depok, Jumat (13/6). (DOKUMEN KOOD CIMANGGIS)

RADARDEPOK.COM-Tradisi budaya tahunan Sedekah Bumi Keramat Ganceng kembali digelar Jumat (13/6), di perempatan Keramat Ganceng yang menjadi batas wilayah antara Kampung Pondok Ranggon Jakarta Timur, dan Kampung Pondok Ranggon Kota Depok

Ketua Komunitas Orang-Orang Depok (KOOD) Cimanggis, Tri Sakti Anggoro menyebut, tradisi ini sebagai warisan budaya yang sarat makna dan perlu dijaga. Acara tersebut menjadi simbol kerukunan dua kampung lintas provinsi yang telah terjaga selama lebih dari enam dekade atau 60 tahun lamanya.

“Senang sekali melihat keguyuban warga dua kampung. Tradisi ini bukan sekadar simbol, tapi juga pelajaran penting tentang kebersamaan dan saling menghormati,” ujar Tri Sakti Anggoro kepada Radar Depok, Minggu (15/6).

Tri Sakti Anggoro menjelaskan, rangkaian acara dimulai dari arak-arakan warga dari masing-masing kampung.

Baca Juga: Kendaraan Depok-Jakarta Dibatasi

“Mereka bertemu di titik perbatasan, yaitu perempatan Keramat Ganceng, yang menjadi batas geografis sekaligus simbolik antara DKI Jakarta dan Jawa Barat,” jelas Tri Sakti Anggoro.

Usai pawai, lanjut Tri Sakti Anggoro, warga saling bertukar sedekah bumi berupa hasil panen dan makanan, yang kemudian dikuburkan secara bersama di titik temu tersebut.

“Prosesi ini melambangkan harapan akan hidup yang damai dan saling menghormati, sekaligus simbol pembuangan sifat-sifat tercela demi kehidupan sosial yang lebih baik,” ujar Tri Sakti Anggoro.

Tokoh Masyarakat, Djayadi menjelaskan, tradisi Sedekah Bumi Keramat Ganceng itu sudah berlangsung sejak 60 tahun yang lalu, dan dilaksanakan setiap Jumat pertama setelah Idul Adha.

“Melalui tradisi ini, kami ingin generasi muda tetap mengenal dan mencintai budaya lokal yang membentuk jati diri bangsa,” kata Djayadi.

Baca Juga: BPTJ Integritaskan Transportasi Depok-Jakarta

Sementara itu, Lurah Harjamukti, Edi Suernan berharap agar tradis tahunan ini terus berlanjut dari generasi saat ini ke generasi yang akan datang.

“Saya berharap ke depannya ada regenerasi dari anak cucu, supaya bisa melanjutkan acara ini setiap tahun,” tandas Edi Suernan. ***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X