Minggu, 21 Desember 2025

Karang Taruna Cinangka Depok Mandiri Jalankan Program Maggot

- Kamis, 26 Juni 2025 | 09:30 WIB
Aparatur Kelurahan Cinangka, Kecamatan Sawangan saat meninjau UPS di RT3/4, Rabu (25/6).  (RISKY DWI LESTARI/ RADAR DEPOK)
Aparatur Kelurahan Cinangka, Kecamatan Sawangan saat meninjau UPS di RT3/4, Rabu (25/6). (RISKY DWI LESTARI/ RADAR DEPOK)

RADARDEPOK.COM – Kelurahan Cinangka jadi salah satu wilayah di Kecamatan Sawangan, yang tidak terlibat langsung dalam program maggot. Namun demikian, semangat pengelolaan sampah mandiri tetap berjalan melalui inisiatif Karang Taruna.

Sekretaris Kelurahan Cinangka, Hendrik Sugianto menjelaskan, meski tak termasuk dalam program resmi maggot dari Pemkot Depok, pengelolaan maggot di Cinangka tetap berjalan melalui upaya mandiri warga.

“Karang Taruna RW3 sudah jalan sendiri, tanpa dana program,” kata Hendrik kepada Radar Depok, Rabu (25/6).

Baca Juga: Hujan Deras Disertai Angin Kencang, Pohon Karet Raksasa Tumbang di Beji Depok : Polisi Buat Rekayasa Lalu Lintas Atasi Kemacetan

Hendrik Sugianto menuturkan, budidaya maggot yang dilakukan Karang Taruna ini sudah dimulai sejak tahun lalu. Meski belum optimal sepenuhnya, namun sudah mampu mengurangi sampah organik di wilayahnya.

“Maggot sudah berjalan, Sekarang sedang kami kembangkan supaya keberadaan magot ini benar-benar dikelola secara optimal oleh Karang Taruna,” tutur Hendrik Sugianto.

Selain itu, Hendrik Sugianto mengungkapkan Kelurahan Cinangka tetap menggerakkan Unit Pengelolaan Sampah (UPS) sebagai upaya lain dalam menangani sampah. UPS yang berada di RW6 ini bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) serta bang sampah.

“UPS masih kita galakkan terus, termasuk kerja sama dengan bang sampah. Jadi meski belum zero waste, kami tetap berupaya mengelola sampah secara bertahap,” ungkap Hendrik.

Baca Juga: Kombes Abdul Waras Buka Depok Run Fest 2025 : Ajang Silaturahmi dan Kampanye Hidup Sehat

Hendrik Sugianto menyatakan, meskipun program magot dari pemerintah membutuhkan anggaran besar sekitar Rp190 sampai Rp200 juta untuk maggot. Pihak kelurahan, tetap mendukung inisiatif warga yang mampu bergerak swadaya.

“Tetap warga kami menggalakkan semangat karena warga, khususnya Karang Taruna, mau jalan dengan swadaya,” pungkas Hendrik Sugianto. ***

JURNALIS : RISKY DWI LESTARI

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X