Minim Sosialisasi dan Lemah Kordinasi, Korban Kecelakaan Kerja di Depok Ini Gagal Klaim BPJS-TK, Minta Komisi D Lakukan Hal Ini

RADARDEPOK.COM-Korban kecelakaan asal Depok berinisial TI gagal memanfaatkan haknya sebagai peserta Badan Penyelenggara Jamianan Sosial Ketenagakerjaan (BPJS-TK), setelah mengalami kecelakaan kerja

Sebagai korban kecelakaan, TI menyayangkan minimnya sosialisasi, serta lemahnya koordinasi BPJS-TK dengan fasilitas kesehatan, dan prosedur yang tidak siap di lapangan.

TI mengungkapkan, dia mengalami kecelakaan tunggal pada Rabu (7/8) malam selepas pulang kerja. Tiba-tiba motor yang dikendarainya tergelincir, sehingga dia mengalami luka serius.

Setelah itu, TI langsung bergegas menuju Klinik Graha Tsuraya di kawasan H. Dimun, Kecamatan Cilodong. Bukannya diarahkan memanfaatkan BPJS-TK, pihak klinik hanya menyarankan menunggu perkembangan kondisi.

“Kalau pihak klinik paham, pasti langsung anjurkan pakai BPJS-TK. Tapi ini tidak. Sosialisasi BPJS-TK jelas tidak sampai. Tenaga kesehatan saja tidak tahu aturannya, apalagi masyarakat,” beber TI kepada Radar Depok, Senin (11/8).

Menurut TI, kondisinya semakin memburuk setelah tiga hari berselang. Kemudian, dia memutuskan untuk berobat ke RS Sentra Medika. Di sana,  dia mendapat informasi bahwa korban kecelakaan kerja seharusnya langsung mendapat penanganan medis tanpa penundaan.

Baca Juga: Taspen, Asabri, BPJS-TK Sangat Berbeda

Selanjutnya, TI menyayangkan perwakilan BPJS-TK yang memberi pernyataan bahwa biaya awal dapat dirembes.

“Ini bukan soal dirembes atau tidak. Bagaimana kalau pekerja tidak punya uang untuk biaya awal seperti rontgen atau obat. BPJS TK seharusnya mengantisipasi situasi ini, bukan mengandalkan rembesan biaya,” jelas TI.

Selanjutnya, TI mengaku selama bekerja tidak pernah mendapat sosialisasi BPJS-TK.

“BPJS-TK bilang rutin datang ke perusahaan, tapi di tempat saya tidak pernah,” ungkap TI.

Karena itu, TI meminta, Komisi D DPRD Kota Depok untuk mengevaluasi kinerja BPJS-TK.

“Pastikan prosedur klaim dipahami semua pekerja dan tenaga kesehatan. Jangan sampai ada pekerja lain bernasib seperti saya,” tandas TI. ***