Hj Nuryuliani Dorong Pemkot Rekonstruksi SDN Tapos 5

RADARDEPOK.COM-Anggota DPRD Kota Depok Fraksi PKS, Hj. Nuryuliani melakukan inspeksi mendadak (Sidak) ke SDN Tapos 5, yang terletak di Jalan Kebayunan, Kelurahan/Kecamatan Tapos, Kamis (16/10).

Sidak ini, sebagai upaya dalam menindaklanjuti laporan dari masyarakat terkait kondisi bangunan SDN Tapos 5 yang retak dan rawan longsor. Sehingga membuat kekhawatiran orang tua terhadap keselamatan para siswa.

Baca Juga: Kolaborasi BRI dan Pemerintah, Siap Perluas Akses Kredit Program Perumahaan (KPP) untuk Dukung Program 3 Juta Rumah

Hj. Nuryuliani menjelaskan, kedatangannya ke SDN Pancoran Mas 3 untuk meninjau secara langsung bangunan sekolah yang rusak dan belum mendapatkan perbaikan, hingga saat ini dan sangat membahayakan para pelajar.

“Kondisinya benar-benar memprihatinkan, para siswa harus belajar dalam kondisi yang was-was,” ujar dia kepada Harian Radar Depok, Kamis (16/10).

Baca Juga: Pradi Supriatna Kawal MBG dan Koperasi Merah Putih di Depok : Dongkrak Ekonomi Pelaku UMKM

Hj. Nuryuliani mengatakan, tak ingin kondisi tersebut terulang seperti kejadian beberapa waktu lalu yang terjadi di salah satu pesantren, yang roboh.

“Jangan sampe ini seperti kejadian pesantren yang kemarin sempat viral, apalagi hingga memakan korban jiwa,” tutur dia.

Baca Juga: Kunjungi PLKI UPQ Ciawi, GOW Tegaskan Jadikan Bogor Istimewa

Dengan adanya hal ini, Hj. Nuryuliani menegaskan, akan mendorong ke dinas terkait agar segera dilakukan perbaikan dan bisa menjadi program prioritas dalam proses pembangunan yang ada di Kota Depok.

“Untuk proses penurapan, nanti akan kami usulkan ke DPUPR Kota Depok, kami juga mendorong rekontruksi gedung dan penambahan ruang kelas baru, kami mendorong agar Disdik Kota Depok bisa cepat mengajukan,” kata dia.

Baca Juga: Semarak Kebersamaan! CBR Club Indonesia Region Karawang Sukses Gelar Kopdargab ke-9 CCI Jawa Barat

Hj. Nuryuliani berharap, para siswa siswa di SDN Tapos 5 agar bisa belajar nyaman, aman dan kondusif atau tidak diwarnai dengan kekhawatiran.

“Karena pendidikan adalah nomor 1, kalau sarananya tidak aman, jadi tidak bisa dilaksanakan dengan baik,” ungkap dia.***