RADARDEPOK.COM- Walikota Depok, Mohammad Idris beserta Forkompinda Kota Depok melaksanakan sholat Idul Fitri di Masjid Agung Balai Kota Depok.
Dalam kesempatan itu, Mohammad Idris, bertugas menjadi imam dan khotib salat Idul Fitri 1445 Hijriah yang berlangsung sejak Pukul 06.30 WIB.
Baca Juga: Libur Panjang Idul Fitri 1445 Hijriah, Supian Suri Ingatkan ASN Tak Telat Masuk Kerja
Setidaknya, terdapat lima pesan yang disampaikan Mohammad Idris dalam momentum hari raya Idul Fitri 1445 hijriah.
“Pertama, tidak mudah berbuat dosa karena selama Ramadan dilatih terbiasa menjaga kebersihan jiwa," kata Mohammad Idris usai Salat Ied di Masjid Agung Balai Kota Depok, Rabu (10/4).
Selanjutnya, Mohammad Idris mengatakan, sikap dan tindakan manusia haruslah didasari iman dan ketaqwaan.
"Selama beribadah Ramadan, kita cenderung dan dilatih untuk berhati-hati dalam melakukan sesuatu, hal itu karena kita tidak ingin ibadah Ramadan kita menjadi sia-sia hanya karena kekeliruan yang kita lakukan. Kehati-hatian dalam hidup ini menjadi penting, mengingat apapun yang kita lakukan akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah SWT," ujar Mohammad Idris.
Ketiga, Mohammad Idris menerangkan, tindak lanjut setelah Ramadan adalah bersikap jujur. Sikap jujur ini dilatih selama Ramadhan dan kejujuran dalam kehidupan bangsa telah diajarkan dalam nilai-nilai dasar negara, yaitu Pancasila yang bersumber dari Ketuhanan Yang Maha Esa.
"Jujur mengakui kesalahan, jujur dalam peradilan, jujur dalam pelayanan, jujur dalam menjalankan demokrasi yang sudah menjadi komitmen bangsa, melalui proses dan langkah-langkah hukum untuk mewujudkan pemimpin bangsa dan negara. Karena bentuk kejujuran ini juga bagian dari pertanggungjawaban yang tidak hanya bersifat konstitusional, tetapi juga tanggung jawab spiritual ketuhanan, baik duniawi maupun ukhrowi," beber Mohammad Idris.
Selanjutnya, Mohammad Idris mengingatkan, manusia harus memiliki semangat berjamaah dalam arti kebersamaan yang ditanamkan selama Ramadan seperti salat tarawih bersama, buka puasa bersama, qiyamullail bersama, sahur bersama, semangat melaksanakan kegiatan-kegiatan positif secara bersama, tertanam dalam diri, bahwa tidak sendiri dalam melakukan kebaikan dan menghindari keburukan.
"Puasa mengajarkan kita sikap empati, peduli dan solider terhadap sesama, seperti rasa lapar haus memberikan pelajaran kepada kita untuk memiliki solidaritas sosial kepada mereka yang menderita dan mengalami berbagai macam kesulitan," kata Mohammad Idris.
Terakhir, Mohammad Idris menjelaskan upaya pengendalian diri dan hawa nafsu. Selama Ramadan, makan, minum dan hal-hal yang membatalkan shaum, adalah upaya pengendalian nafsu dari kebutuhan pokok dan dari hal-hal yang mubah atau diperbolehkan lainnya.