RADARDEPOK.COM – Duka mendalam masih menyelimuti keluarga dan kerabat korban kecelakaan bus maut SMK Lingga Kencana Kota Depok, yang terjadi di Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang, bulan lalu.
Demi mengurangi kerinduan, keluarga dan korban melakukan nyekar dan mengirimkan doa, sekaligus mengenang 40 hari kepergian para korban, di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Parung Bingung, Kelurahan Rangkapanjaya Baru, Kecamatan Pancoranmas, Jumat (21/6).
Kerabat korban, Anindia Siti Fatimah (17) menjelaskan, bahwa kegiatan tabur bunga ini merupakan insiatif dari para kerabat-kerabat korban yang sudah direncanakan dari beberapa hari lalu.
Baca Juga: Maaf, Lahan Lindung Buat Budidaya Belimbing Dewa Bukan Prioritas di Depok
“Neykar ini memang sudah direncanakan oleh teman-teman,” ujar dia kepada Harian Radar Depok, Jumat (21/6).
Anindia Siti Fatimah juga merupakan salah satu korban selamat dari kecelakaan bus maut tersebut, yang mendapatkan luka pada bagian tangan, jempol, mata yang dirawat di Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI).
“Saat ini juga masih melakukan rawat jalan, dan waktu itu saya sudah 2 kali menjalani operasi,” tutur dia.
Baca Juga: Penanggulangan HIV/Aids di Depok Belum Gas Poll, TAPD Hibahkan KPA Hanya Rp200 Juta
Hingga saat ini, Anindia Siti Fatimah masih tak percaya kejadian tu bisa terjadi. Bahkan bisa merenggut nyawa teman-teman sekolahnya. Sehingga, ia tak ingin kejadian serupa bakal terjadi lagi.
“Semoga para penyelenggara Study tour atau lainya, bisa lebih teliti dalam memilih kendaraan, sehingga tidak terjadi kegiatan serupa,” kata dia.
Sementara itu, ibu dari korban bernama Mahesa Putra, Rosdiana (37), menjelaskan, nyekar ini bukan kegiatan nyekar pertama yang dilakukan oleh keluarga dan kerabat korban. Bahkan sudah kesekian kalinya.
Baca Juga: BPN Serahkan 149 Sertifikat Aset Elektronik ke Pemkot Depok, 7 Sertifikat Aset Pemprov Jawa Barat
“Ini memang kegiatan rutin kami, seperti 7 harian, 14 hari, sekarang sudah 40 hari dan nanti juga ada pada saat 100 harian,” ucap dia.
Sebagai informasi, pada di TPU Parung Bingung terdapat enam korban kecelakaan yang dimakamkan. Sepeti, seorang guru bernama Suprayogi dan lima siswanya, yakni Intan Fauziah, Mahesya Putra, Intan Rahmawati, Dimas Aditya, dan Robiatul Adawiyah.***