satelit

Begini Inovasi Kecamatan Beji Kota Depok Menekan Stunting : Data Februari 2024, Ada 278 Balita

Senin, 22 Juli 2024 | 08:20 WIB
GIAT : Wujud penanganan untuk menekan angka Balita Stunting di Kecamatan Beji, Kota Depok, yang dilakukan Kader Posyandu wilayah Kecamatan Beji. (ALDY RAMA/RADAR DEPOK)

RADARDEPOK.COM–Data jumlah Balita stunting per Februari 2024 di wilayah Kecamatan Beji, Kota Depok, mencapai 278 Balita.

Pola asuh anak yang salah, menjadi indikasi timbulnya kasus Balita stunting di lingkup masyarakat. Oleh karena itu, Aparatur Kecamatan Beji terus melakukan upaya dan inovasi yang ditularkan di tiap kelurahan yang tersebar di Kecamatan Beji.

Baca Juga: Pilkada Depok 2024, Imam Budi Hartono Selalu Unggul Elektabilitas di Sejumlah Lembaga Survei : Bukan Capaian Instan

 “Tahun ini, kami mendapatkan alokasi audit stunting dari tingkat Kota Depok untuk dua kelurahan. Beji dan Tanah Baru, mengingat dua kelurahan tersebut memiliki jumlah Balita stunting yang tinggi di Kecamatan Beji,” tutur Camat Beji, Hendar Fradesa, Minggu (21/7).

Kendati demikian, Hendar Fradesa mengungkapkan, Kecamatan Beji merupakan kecamatan dengan peringkat dua terendah, di tingkat kecamatan se-Kota Depok.

“Upaya untuk terus menekan angka stunting ini, di setiap kelurahan itu ada yang namanya Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS), yang melaksanakan dua kegiatan.

Baca Juga: Upaya Bertahan Hidup Usai Badai Tornado yang Menghancurkan! Ikuti Kisahnya di Film 13 Minutes Bioskop Trans TV

Adapun, dua kegiatan tersebut meliputi sosialisasi aksi konvergensi stunting, hingga aksi nyata berupa Pemberian Makanan Tambahan (PMT), Vitamin A, dan pengukuran tinggi dan berat badan Balita.

“Kasus stunting ini bukan dari pola makan saja. Tetapi dominan kepada pola asuh. Itu terlihat pada Balita dengan kasus stunting yang 80 persen nya itu tidak masuk ke dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS),” kata Hendar Fradesa.

Artinya, sambung dia, kasus stunting di Kecamatan Beji ini dominan terjadi pada warga dengan strata ekonomi menengah ke atas, bukan warga yang kurang mampu.

Baca Juga: Motor Listrik Honda EM1 e Kawal Pelari Pocari Sweat Run 2024

“Jadi, upaya yang kami fokuskan ini adalah pola asuh. Karena pada pola asuh ini, ada beberapa faktor yang sudah diasesmen menjadi penyebab utama. Beberapa diantaranya pemberian ASI eksklusif dan merokok di dalam rumah. Itu yang masih mendominasi jadi penyebab utama kasus stunting ini,” terang Hendar Fradesa.

Oleh karena itu, lanjut Hendar Fradesa, upaya agar pola asuh di lingkup masyarakat tersebut menjadi lebih baik, perlu adanya pendekatan dengan mengedukasi serta menginovasi warga yang telah dibentuk Kecamatan Beji.

“Inovasi ini meliputi Asi Kembangan (Ayah siaga peduli tumbuh kembang anak), dan Susi Peri (Suami siaga peduli istri),” beber Hendar Fradesa.

Baca Juga: Pembalap Muda asal Cibinong Bogor Raih Podium 4 Seri Pembuka bLU cRU YSR 2024

Halaman:

Tags

Terkini