RADARDEPOK.COM - Memperingati Bulan Kesadaran Mata Kering. JEC Hospitals and Clinics melaksanakan sosialisasi bertajuk ‘Waspada Mata Kering pada Anak!’ kepada masyarakat. Kegiatan ini juga bertepatan dengan peringatan Hari Anak Nasional sebagai bentuk kepedulian JEC terhadap kesehatan anak-anak Indonesia.
Sosialisasi ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang mata kering, terutama pada anak-anak, yang merupakan masalah kesehatan mata yang sering kali terabaikan. Dalam acara tersebut, JEC Hospitals and Clinics membahas gejala, penyebab, dan penanganan mata kering, serta memberikan tips untuk menjaga kesehatan mata anak-anak.
Baca Juga: Adem dan Asri, Inilah Kafe di Depok yang Pas Banget untuk Melepas Penat
Dokter Mata dan Lensa Kontak, sekaligus Narasumber JEC Eye Talk, Niluh Archi SR mengatakan, penggunaan perangkat elektronik seperti televisi dan ponsel pintar semakin meluas di kalangan anak-anak Indonesia. Berdasarkan data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2023, sebanyak 38,92 persen anak berusia nol hingga enam tahun sudah menggunakan telepon seluler. Fenomena ini menunjukkan ketergantungan yang meningkat pada teknologi digital sejak usia dini.
"Kita semua tahu dan melihat langsung kalau saat ini anak-anak sudah tidak bisa dipisahkan dari televisi maupun ponsel pintar. Bahkan, data dari BPS 2023 menunjukan sebesar 38,92 persen anak usia 0 sampai enam tahun telah menggunakan telepon seluler," ujar Niluh Archi SR kepada Radar Depok, Selasa, (30/7).
Baca Juga: Palm Garden Square Bidik Wisata Kuliner Sertifikasi Halal Pertama di Kabupaten Bogor
Niluh Archi SR mengungkapkan, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengeluarkan rekomendasi terkait screen time untuk anak-anak. Untuk anak di bawah usia 1 tahun, IDAI merekomendasikan agar mereka tidak menatap layar gawai sama sekali. Anak usia 1-3 tahun sebaiknya memiliki screen time tidak lebih dari 1 jam per hari, dengan catatan khusus bahwa batita usia 1-2 tahun hanya diperbolehkan menatap layar untuk video chatting sebagai sarana komunikasi.
Bagi anak usia 3-6 tahun (pra sekolah), IDAI merekomendasikan screen time maksimal satu jam per hari, dengan penekanan pada semakin sedikit waktu layar, semakin baik. Anak usia 6-12 tahun (masa sekolah) disarankan memiliki screen time maksimal 90 menit per hari. Sedangkan untuk anak usia 12-18 tahun (sekolah menengah), screen time sebaiknya tidak melebihi 2 jam per hari.
Baca Juga: Pilkada Depok 2024 : Survei Apapun, Imam Budi Hartono Tetap Unggul
"IDAI mengeluarkan rekomendasi waktu screen time anak. Setiap umur anak memiliki waktu screen time yang berbeda. Hal ini dilakukan untuk menjaga kesehatan anak terutama mencegah mata kering pada anak," tutur Niluh Archi SR.
Niluh Archi SR menuturkan, penggunaan ponsel pintar menjadi faktor pemicu. Anak-anak yang mengalami mata kering ternyata menggunakan ponsel pintar rata-rata selama 3,18 jam per hari dan jika tidak segera ditangani, kondisi dry eye kronis dapat mengakibatkan peradangan atau infeksi pada konjungtiva, peradangan pada kornea, ulkus kornea atau luka terbuka pada kornea.
"Karena anak aktif screen time setiap hari, ini menjadi pemicu anak mengalami mata kering. Kondisi ini jangan dianggap sepele, karena apabila dibiarkan terus menerus bisa berakibat fatal," ungkap Niluh Archi SR.
Baca Juga: Baru Buka! Resto Prasmanan dengan Berbagai Menu Sunda di Sentul, Gratis Sayur Asem Sepuasnya!
Lebih lanjut, Niluh Archi SR membeberkan, dalam menanggapi meningkatnya kasus mata kering akibat penggunaan ponsel pintar di kalangan anak-anak, Jakarta Eye Center (JEC) memperkenalkan solusi komprehensif melalui JEC Dry Eye Service. Layanan terpadu ini dirancang untuk memberikan penanganan menyeluruh bagi pasien mata kering, termasuk anak-anak.
"Tidak hanya sosialisasi, JEC kini menawarkan solusi layanan terpadu untuk menangan mata kering melalui JEC Dry Eye Service denga fasilitas yang tentunya modern," ucap Niluh Archi SR.