RADARDEPOK.COM-Sebagai upaya memperkuat layanan kesehatan primer dan memberdayakan masyarakat, Center for Indonesia's Strategic Development Initiatives (CISDI) menggelar pelatihan untuk kader kesehatan di Aula Kecamatan Sukmajaya selama dua hari, terhitung 30 hingga 31 Juli 2024.
Kegiatan itu merupakan bagian dari program Pencerah Nusantara: Puskesmas Responsif, Inklusif, dan Masyarakat Bersama (PN PRIMA) yang telah dimulai sejak Tahun 2021.
Project Lead untuk PN PRIMA CISDI, Nidya Eka Putri menjelaskan, CISDI melakukan pelatihan pada tiga puskesmas yang ada di Kecamatan Sukmajaya.
“Puskesmas Abadijaya, Puskesmas Baktijaya, dan Puskesmas Sukmajaya,” kata Nidya Eka Putri kepada Radar Depok, Kamis (1/8).
Menurut Nidya Eka Putri, pelatihan ini bertujuan untuk mempersiapkan kader kesehatan dalam menghadapi tantangan kesehatan masyarakat.
“Pelatihan ini fokus pada peningkatan keterampilan kader kesehatan dalam menangani masalah gizi pada balita, kesehatan ibu hamil, serta penyakit kronis seperti hipertensi dan diabetes melitus,” ujar Nidya.
Baca Juga: Antisipasi Sengketa Pilkada, Bawaslu Depok Tingkatkan Kapasitas Panwascam
Sejak awal diluncurkan, kata Nidya Eka Putri, PN PRIMA berfokus pada pengendalian pandemi Covid 19. Namun, dengan meredanya keadaan darurat, program ini beralih untuk memulihkan layanan kesehatan esensial.
Fokus program mulai tahun ini adalah memastikan setiap masyarakat yang sudah diskrining bisa mendapatkan layanan sesuai standar.
“Kader kesehatan yang terlibat, sebanyak 376 orang dari 38 posyandu di 12 puskesmas, tersebar di Kota Depok dan Kabupaten Bekasi,”jelas Nidya Eka Putri.
Baca Juga: Keren! 44 Siswa Depok Berhasil Melaju ke Kompetisi Sains Madrasah Tingkat Jawa Barat
Menurut Nidya Eka Putri, pelatihan ini mencakup berbagai materi penting seperti pencegahan penyakit, promosi kesehatan, dan manajemen kasus.
Selain itu, kader kesehatan juga dibekali dengan 25 keterampilan dasar yang sesuai dengan standar Kemenkes serta keterampilan lanjutan untuk menunjang tugas di lapangan.
“Metode pelatihan termasuk ceramah, diskusi kelompok, studi kasus, simulasi, dan praktik langsung,”sebut Nidya Eka Putri.