RADARDEPOK.COM - Sungguh malang nasib R. Siswa disabilitas yang dirundung oleh temannya di SMPN 8 Depok. Berdasarkan data dari DP3AP2KB Kota Depok, R telah melakukan dua kali sesi konseling dan telah dijadwalkan pula pertemuan untuk pekan depan.
Kepala Dinas Pelindungan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB), Nessi Annisa Handari mengatakan, korban bullying yang terjadi di SMPN 8 Depok kini menunjukkan perkembangan positif. Setelah mendapatkan perawatan dan dukungan psikologis, kondisi mental dan fisik korban mulai membaik.
"Alhamdulillah sudah terlihat perkembangannya, mulai membaik dan stabil," ucap Nessi Annisa Handari kepada Radar Depok, Selasa (22/10).
Dia mengungkapkan, hingga saat ini korban telah menjalani dua sesi konseling. Sesi pertama dilaksanakan pada 4 Oktober dan sesi kedua pada 10 Oktober 2024.
"Pada sesi pertama tim PPA dan psikolog melakukan home visit," tutur Nessi Annisa Handari.
Konseling dilakukan dengan pendampingan orang tua dari pihak korban. Menurut Nessi, keterlibatan orang tua sangat penting untuk membantu anak merasa didukung.
"Pendampingan orang tua diharapkan memberikan rasa nyaman dan aman terhadap anak," ucap Nessi Annisa Handari.
Pada pertemuan pertama, sesi konseling yang diberikan adalah dukungan psikologis awal kepada korban yang mengalami trauma. Dalam sesi tersebut, tim psikolog memberikan dukungan psikologis untuk membantu korban mengatasi perasaan cemas dan trauma yang mungkin dialami.
"Ini salah satu langkah awal yang sangat penting untuk membantu penyembuhannya," kata Nessi Annisa Handari.
Selain itu, dilakukan juga asesmen awal untuk mengetahui kronologis kejadian yang dialami korban. Proses asesmen ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi keadaan psikologis korban serta merancang langkah intervensi yang tepat ke depannya.
"Dengan assesmen ini kita jadi tau, terbayang bagaimana kejadiannya," ucap Nessi Annisa Handari.
Pada pertemuan kedua, dihadiri oleh orang tua korban mengenai pentingnya dukungan emosional dan psikologis bagi korban.
"Tim kita juga menjelaskan cara mengenali trauma dan strategi mengatasinya," kata Nessi Annisa Handari.