Setelah itu, dilakukan asesmen lanjutan terhadap korban untuk mengevaluasi perkembangan psikologis setelah pertemuan pertama.
"Ini untuk mengidentifikasi kemajuan dari assesmen awal dan hasilnya alhamdulillah baik," beber Nessi Annisa Handari.
Setelah melakukan konseling, tim psikolog Unit PPA menyusun rencana tindak lanjut untuk mendukung korban. Pertama, akan dilakukan pemeriksaan psikologis menyeluruh terhadap korban.
"Tujuannya untuk mendapatkan pemahaman mendalam tentang kondisi mental dan emosional mereka," ucap Nessi Annisa Handari.
Kedua, tim akan melaksanakan sesi psikoedukasi bagi korban yang fokus pada regulasi emosi. Dalam sesi ini, korban akan diajarkan teknik-teknik untuk mengenali dan mengelola emosi dengan cara yang sehat.
"Rencana tindak lanjut sudah ada dan sudah dijadwalkan juga untuk konseling pekan depan," tandas Nessi Annisa Handari.
Sebelumnya, telah terjadi perundungan kepada siswa disabilitas di SMPN 8 Depok. Akibat perundungan yang diterimanya, R, merasa frustasi dan nekat melukai dirinya sendiri dengan meninju kaca kelas sehingga menyebabkan luka ditangannya.
Mirisnya, pelaku perundangan merupakan teman sekolahnya sendiri yang berjumlah tujuh orang. Diduga R mendapat pukulan, tendangan dan lemparan batu saat upacara pada Selasa, (1/10).
Namun mirisnya, pihak SMPN 8 Depok hingga saat ini membantah adanya perundungan disana dan berdalih kejadian tersebut hanyalah candaan belaka. ***