Sebelumnya, Plt Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikdasmen, Toni Toharudin menjelaskan bahwa perubahan ini dilakukan untuk memperkuat kerangka kompetensi lulusan.
“Dulu P5 memiliki enam dimensi, yaitu beriman, bertakwa, bergotong royong, bernalar kritis, kebhinekaan global, mandiri, dan kreatif. Sekarang dikembangkan menjadi delapan dimensi yang lebih komprehensif,” kata dia.
Salah satu ciri khas dari 8 Dimensi Profil Lulusan adalah pendekatannya yang terintegrasi dalam pembelajaran. Artinya, dimensi-dimensi ini tidak diajarkan secara terpisah, melainkan melebur dalam aktivitas belajar sehari-hari.
“Misalnya, aspek kolaborasi dan komunikasi dapat dikembangkan melalui proyek kelompok, sementara penalaran kritis dan kreativitas dapat diasah melalui tugas-tugas berbasis masalah,” tutur dia.
Lanjut dia, kurikulum Merdeka sendiri dirancang untuk memberikan fleksibilitas bagi sekolah dalam mengembangkan metode pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa.
“Dengan adanya delapan dimensi ini, diharapkan lulusan pendidikan Indonesia tidak hanya unggul secara akademis tetapi juga memiliki karakter kuat dan kemampuan adaptif di era yang terus berubah,” ujar dia.***