RADARDEPOK.COM–Setelah meraih predikat Sekolah Adiwiyata tingkat kota 2025, SMP Negeri 29 Depok langsung tancap gas untuk bersiap mengejar penghargaan Sekolah Adiwiyata tingkat provinsi pada 2026.
Salah satunya, SMPN 29 Depok, yang terletak di Jalan Raya Cipayung, Kelurahan/Kecamatan Cipayung dalam menyiapkan berbagai kebutuhan yang diperlukan dan lebih meningkatkan kesadaran peserta didik serta tata kelola lingkungan.
Baca Juga: Menkeu Purbaya Ungkap 8 Agenda Prioritas dalam APBN 2026, Ada MBG hingga Perdagangan Global!
Kepala SMPN 29 Depok, Titik Sunarsih menjelaskan, saat ini pihaknya telah menyiapkan berbagai persiapan dalam menunjang penilaian Sekolah Adiwiyata tingkat provinsi 2026, termasuk dengan membuat teras baca dan panggung di sekolah.
“Panggung yang kami baru resmikan ini memang sangat multifungsinya ya. Salah satunya dalam menunjang berbagai kegiatan Adiwiyata di sekolah,” ujar dia kepada Harian Radar Depok, Selasa (23/9).
Selain itu, lanjut Titik Sunarsih, SMPN 29 Depok juga sudah membuat hutan mini di salah satu sudut sekolah, guna mendukung penghijauan yang ada di lingkungan SMPN 29 Depok.
“Ada juga kami sudah buat teras baca yang berada di depan perpustikaan. Jadi nanti di depan lorong itu kita bikin, kan sudah kita bikin kursi yang permanen gitu. Namun nanti di bawah mini forest itu akan ada eco brick, dengan meja, kursi yang dibuat dari sampah-sampah plastik yang dimasukkan ke dalam botol,” ucap dia.
Baca Juga: Target PAD Depok Rp3 Triliun, Hamzah : Penting untuk Keberlangsungan Pembangunan
Sehingga, kata Tititik Sunarsih, hasil dari eco brick tersebut bisa dimanfaatkan oleh para siswa untuk membaca pada tempat tersebut.
“Jadi aman, nyaman gitu ya. Kemudian ada pemanfaatan Wudhu, yang airnya akan langsung kolam yang disana ada ikannya. Selain itu, adaair mancur, pemanfaatan air sungai. Jadi kita ambil airnya dari sungai, tapi untuk kolam dan itu ada air mancurnya. Kemarin sudah kita coba, sudah jadi, cuma karena hujan ya kan listriknya belum safety itu kita lepas,” kata dia.
Titik Sunarsih mengatakan, akan memakai palaron untuk membungkus kabel agar aliran listriknya aman dan tiadak berbahaya.
Baca Juga: Tega! Anggaran Pesantren 2026 Nol Rupiah, DPRD Jawa Barat Sebut Dedi Mulyadi Zalim
“Itu sedang diakalin karena terlalu jauh kan ambil stok kontaknya dari sini gitu. Jadi rencana tinggal untuk menghidupkan air mancurnya aja,” ungkap dia.
Saat ini, Titik Sunarsih juga merasa bersyukur sekolahnya sudah bisa teraliri air langsung dari PDAM. Sebab, ini menjadi salah satu penialaian pada adiwiyata tingkat provinsi untuk tidak memanfaatkan air tanah secara langsung.