satelit

Hari Sumpah Pemuda 2025, Katar Kelurahan Curug Bojongsari Depok Lestarikan Budaya Betawi dengan Bikin Jogan ala 70'an

Selasa, 28 Oktober 2025 | 06:30 WIB
Warga Curug memperingati Hari Sumpah Pemuda 2025 di Lapangan Jati Jalan Lestari II RT3/5 Kelurahan Curug, Kecamatan Bojongsari, Kota Depok, Sabtu (25/10) malam. (RISKY DWI LESTARI/RADAR DEPOK)

RADARDEPOK.COM-Bangkitkan rasa nasionalisme untuk menyambut Hari Sumpah Pemuda 2025, Karang Taruna (Katar) unit RW5, Kelurahan Curug, Kecamatan Bojongsari, Kota Depok sukses menggelar “Kongko Bareng Menyambut Sumpah Pemuda” di Lapangan Jati, Jalan Lestari II, RT3/5 Kelurahan Curug, Kecamatan Bojongsari, Kota Depok.

Acara yang dikemas variatif, menjadi wadah kebersamaan warga sekaligus bertujuan memperkental nilai kebudayaan Betawi di tengah generasi muda. Beragam kegiatan digelar, mulai dari fashion show, pertunjukan budaya Betawi, hingga permainan tradisional, hiburan rakyat yang dapat diikuti semua kalangan usia.

Lurah Curug, Ahmad Sofyan yang turut hadir secara langsung menyambut acara ini. Dia mengapresiasi semangat partisipan para pemuda maupun panitia penyelenggara. Karena, selain mempererat silaturahmi warga, kegiatan ini juga menjadi bentuk nyata pelestarian budaya lokal.

“Acara yang terbuka untuk umum ini juga dihadiri sejumlah tokoh masyarakat dari Kelurahan Curug, dengan kearifan lokal yang mengedukasi dan membangun rasa cinta budaya betawi di kalangan anak muda,” ujar Ahmad Sofyan kepada Radar Depok, Senin (27/10).

Lebih Lanjut, Ketua Pelaksana Kongko Bareng Menyambut Sumpah Pemuda, Sucitra atau yang akrab disapa Betet menuturkan, kegiatan ini merupakan acara perdana di tingkat RW. Dengan memusatkan melalui konsep Jogan, yaitu rumah tradisional Betawi tempo dulu yang dibuat sendiri.

Baca Juga: Terobosan Pelayanan Kelurahan Bojongsari Depok di Akhir Pekan, Bugarkan Badan Lewat Senam Pagi

“Acara ini kami selenggarakan khusus untuk tingkat RW5 yang mencakup tiga RT. Persiapan panitia sekitar dua bulan, sedangkan pembangunan Jogan memakan waktu hampir satu bulan. Alhamdulillah semuanya berjalan sesuai target,” tutur Sucitra.

Betet menjelaskan, jogan dihadirkan untuk memperkenalkan kembali kebudayaan Betawi kepada masyarakat yang mungkin belum mengenal lebih jauh tentang tradisi nenek moyang. Selain itu, kegiatan ini juga menjadi ajang nostalgia bagi warga yang pernah hidup dengan jogan di era tahun 1970 hingga 1980 an.

“Yang paling kami khususkan adalah memperkenalkan Jogan. Setiap RT membuat satu Jogan, jadi ada tiga Jogan keseluruhan. Ada Jogan untuk tokoh, dan satu lagi jadi Jogan utama untuk fashion show baju jadul,” jelas Betet.

Tak hanya itu, beber Betet panitia juga menampilkan berbagai permainan tradisional untuk anak-anak, sebagai bentuk edukasi agar mereka mengenal permainan zaman dulu yang kini mulai tergeser oleh zaman ini.

Baca Juga: Elemen Masyarakat di Kelurahan Curug Bojongsari Depok Bahu-Membahu Bantu Sesama, Kini Sumbang Jutaan Rupiah untuk Ketua RW yang Alami Stroke

“Kami ingin anak-anak tahu permainan jadul, bukan hanya asik bermain smartphone. Memainkan karakter serta alat zaman dahulu juga penting untuk diperkenalkan,” jelasnya.

Menariknya, ungkap Betet, panitia juga menerapkan aturan tanpa penggunaan ponsel selama acara berlangsung agar peserta benar-benar menikmati suasana kebersamaan. Semua teknis pelaksanaan, juga di koordinasikan dengan stakeholder dan ketua lingkungan.

“RW dan Lurah, serta melibatkan tiga RT dalam pelaksanaannya. Kami ingin warga benar-benar menikmati acara tanpa distraksi,” pungkas Betet. ***

Jurnalis : Risky Dwi Lestari

Tags

Terkini