satelit

Pasutri di Kelurahan Pondok Petir Depok jadi Korban Hujan Angin, Sampai Dilarikan ke RSUD Tangerang Selatan Gegara Alami Luka hingga Harus Dioperasi

Senin, 3 November 2025 | 05:30 WIB
Tagana saat menyambangi langsung kediaman rumah rusak di Perumahan Pamulang Elok, Blok E2/10, RT2/14, Kelurahan Pondok Petir, Kecamatan Bojongsari, Kota Depok, Sabtu (1/11). (RISKY DWI LESTARI/RADAR DEPOK)

RADARDEPOK.COM-Curah hujan tinggi yang disertai angin kencang menyebabkan sejumlah rumah rusak berat hingga menelan dua korban di perumahan Pamulang Elok, Blok E2/10, RT2/14 Kelurahan Pondok Petir, Kecamatan Bojongsari, Kota Depok, beberapa waktu lalu.

Pasalnya, hujan deras disertai angin kencang di wilayah tersebut membuat rumah warga menjadi roboh, sehingga penghuni yang berada di dalam rumah saat kejadian. Apalagi, bangunan itu sudash termakan usia.

Ketua Ketua Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kelurahan Pondok Petir, Nursalam atau akrab disapa Bang Salam Peci Merah mengungkapkan, pihaknya mendapat laporan tersebut, sehinnga bergegas menyambangi kediaman korban.

Nursalam menyebutkan, dua korban hujan angin itu merupakan sepasang Suami-Istri (Pasutri) yang berada di dalam rumah ketika kejadian berlangsung. Saat ini, suami telah mendapat penanganan medis serius di RSUD Tangerang Selatan, sementara istrinya beristirahat di rumah.

“Kejadian di hari senin tepat pada Kamis, 27 oktober 2025. Reruntuhan atap, menyebabkan korban luka-luka 2 orang. Kepala rumah tangga bernama Achmad Fauzan usia 53 tahun mengalami luka di bagian kaki yang mengharuskan dalam tindakan operasi. Isi keluarga terdampak berjumlah 6 orang,” ungkap Nursalam kepada Radar Depok, Minggu (2/11).

Menurut Nursalam, setelah terjadi runtuhnya atap membuat warga bergerak bersama melakukan swadaya untuk biaya perbaikan sementara yang akan dibantu Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Depok.

Baca Juga: Bikin Resah! Maling Beraksi di RT1/14 Pondok Petir Depok : Mencuri Selepas Ronda, Satu Unit Motor Lenyap

“Namun, belum dapat dikatakan dengan pasti untuk selanjutnya apakah sudah ada bantuan atau belum. Kondisi terkini, rumah sudah mulai dibangun kembali. Sementara atapnya dibantu oleh lingkungan dan paguyuban, semuanya secara swadaya,” jelas Nursalam.

Sebelumnya, pihak RW setempat juga telah menangani perbaikan secara mandiri dengan swadaya tanpa melaporkan ke Tagana atau dinas terkait.

Nursalam menilai, awalnya warga setempat mengira dapat menangani persoalan tersebut secara mandiri, namun setelah diketahui terdapat korban luka, laporan resmi pun diteruskan ke pihak berwenang.

“Pak RWnya sudah menyampaikan ke saya, awalnya dikira bisa ditangani secara  swadaya. Tapi sebenarnya musibah seperti ini bisa mendapat bantuan resmi. Bahkan biaya pengobatan korban pun seharusnya bisa ditangani tanpa biaya karena termasuk kategori bencana sosial,” kata Nursalam.

Nursalam sangat menyayangkan, kurangnya sosialisasi tentang peran dan fungsi Tagana di tingkat RT dan RW menjadi salah satu penyebab keterlambatan penanganan laporan.

Baca Juga: Hormati Perjuangan Ulama dan Umaro, Kelurahan Pondok Petir Depok Ziarah dan Doa Bersama ke Makam Tokoh Agama

“Kadang masih banyak yang belum tahu, terutama lintas sektor di tingkat bawah. Tagana merupakan perpanjangan tangan dari Dinas Sosial di lapangan untuk menindaklanjuti kejadian seperti ini,” kata Nursalam.

Saat ini, rumah korban sudah dibangun kembali meski belum sepenuhnya. Perbaikan dilakukan secara gotong royong dan dibantu donasi warga sekitar. Kondisi korban kepala keluarga juga masih dalam pemulihan setelah sempat terindikasi sakit jantung pasca kejadian.

Halaman:

Tags

Terkini