RADARDERPOK.COM-Suasana haru dan syukur begitu terasa ketika Lurah Duren Seribu, Ahmad Sabani, menceritakan banyaknya lulusan murid-murid diwilayahnya belum optimal terakomodir. Menit itu juga, putera asli daerah itu menceritakan, rasa syukurnya dari bagaimana kebijakan Rintisan Sekolah Swasta Gratis (RSSG) dari Walikota Depok, Supian Suri telah menjadi angin segar bagi masyarakatnya.
Laporan : Risky Dwi Lestari
Di tengah desakan kuat warga untuk memiliki penambahan SMA Negeri di wilayah selatan Bojongsari, program RSSG yang muncul dinilai Lurah Duren Seribu, Ahmad Sabani sebagai jawaban nyata atas terbantunya akses pendidikan di tingkat SMP yang selama ini dirasakan warga.
Sebetulnya, masyarakat Duren Seribu tersebut tergolong mendambakan sekali adanya SMA Negeri di wilayah selatan Bojongsari. Karena hanya yang ada, SMA 10 itu ada sebelah utara.
Namun di saat kebutuhan jenjang SMA Negeri yang masih disuarakan, bahkan telah disuarai ke Provinsi Jawa Barat. Hingga, masih harus menunggu dari perjuangan panjang. Seiring berjalan waktu, jenjang SMP justru perlahan menemui titik terang berkat kebijakan berani dari Walikota Supian Suri.
“Ini Durian Seribu, Durian Mekar atau Pengasinan lah. Antara Pengasinan, Durian Seribu, Durian Mekar. Karena selama ini masyarakat tiga kelurahan ini tidak terakomodir di SMA negeri 5 maupun 10,” jelas Sabani.
Namun yang membuat masyarakat merasa sangat terbantu adalah hadirnya sekolah-sekolah RSSG yang dibuka tahun ini. Di wilayah Duren Seribu sendiri, fasilitas SMP kini sudah cukup memadai. Selain SMP Negeri 14, terdapat dua sekolah RSSG yang berdiri sebagai solusi atas membludaknya peserta didik pada PPDB 2024.
Baca Juga: RSSG Tunjukan Hasil Signifikan Pemerataan Layanan Pendidikan
“Alhamdulillah, karena di sini ada SMP 14 dan ada dua sekolah RSSG. Rintisan Sekolah Swasta Gratis,” kata Lurah Sabani.
Putera asli Duser itu menjelaskan, SMP Islam Ar-rihlah menjadi RSSG untuk berkategori umum. Kemudian, Al-Hidayah Arko menjadi RSSG untuk tingkat tsanawiyah. Keberadaan dua sekolah RSSG tersebut menjadi kunci meredakan dinamika PPDB yang sempat memanas.
“Diikuti dengan sekolah Al-Hidayah yang juga RSSG untuk tsanawiyahnya dan Arihlah itu untuk SMP regulernya. Jadi Durian Seribu itu ada dua,” jelas Lurah Sabani.
Menurut Ahmad Sabani, sebelum RSSG berjalan, masyarakat Duren Seribu cukup menghadapi jalan keluar untuk masalah besar pada PPDB tahun 2024. Banyak siswa tidak tertampung di sekolah negeri, sehingga keresahan meningkat. Dia menilai, kebijakan RSSG dari Walikota Supian Suri mampu meredam gejolak tersebut hanya dalam hitungan hari.
“Jadi dengan adanya program RSSG itu polemik masalah SPMB 2024 kemarin makanya selesai di Durian Seribu. Yang tadinya luar biasa dinamikanya dengan Pak Wali mengeluarkan kebijakan RSSG itu jadi selesai, tertampung,” kata Ahmad Sabani dengan rasa syukurnya.
Ahmad sabani menyebut kebijakan ini sebagai keputusan yang berani sekaligus brilian dari Walikota Depok Supian Suri. RSSG dinilai sangat membantu karena seluruh pembiayaan siswa ditanggung pemerintah, membuat pendidikan menjadi lebih inklusif bagi seluruh lapisan masyarakat.
“Artinya masyarakat-masyarakat Durian Seribu dan sekitarnya, ya memang masing-masing kelurahan itu kan ada RSSG. Dengan ada kebijakan yang berani itu dan brilian menurut saya bisa menyelesaikan permasalahan-permasalahan terutama masalah pendidikan. Kemarin masalah SPMB ya bisa teratasi. Jadi akses anak-anak untuk sekolah SMP negeri jadi terakomorir,” tegasnya.