RADAR DEPOK.COM - Pemberian vaksin rubella di Kota Depok sudah dimulai, Selasa 1 Agustus. Total anak yang diberikan vaksin rubella mencapai 750 ribu, mulai usia 0 sampai 15 tahun. Ditargetkan 95 persen hingga akhir September 2017, sudah seluruh anak yang divaksin.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Depok, Noerzamanti Lieskarmawati menyebutkan, anak SD dan SMP secara bertahap akan diberikan vaksin. Pemberlakukan vaksin ini demi memutus mata rantai virus rubella yang menyebabkan buta, tuli dan gagal jantung.
Menurut Lies, usia diluar sekolah akan diberikan September 2017 di puskesmas, posyandu, rumah sakit, klinik dan bidan. Untuk total anak yang diberikan vaksin rubella mencapai 750 ribuan, mulai usia 0 sampai 15 tahun. "Kami sudah laksanakan dan target akhir Agustus untuk sekolahan," ujar Lies kepada Harian Radar Depok, kemarin.
Lies mengungkapkan, dalam pelaksanaan pemberian vaksin ke sekolah petugas didatangkan dari puskesmas, Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Kota Depok, perawat, dan seluruh petugas kesehatan yang ada di Depok. Semua dilibatkan, lantaran vaksin yang diberikan melalui media suntikan mesti petugas kesehatan yang melakukan.
Sebelum memberikan vaksin, Dinkes sudah mendata jumlah SD dan SMP di Depok dan dilaksanakan secara bertahap di 11 kecamatan. Di awal September, jika data sudah terkumpul maka akan terlihat jumlah yang sudah divaksin. Dari situ jika ditemukan data ada anak yang belum di vaksin, maka wajib diberikan vaksin susulan. "Kami akan sweeping diakhir pendataan, " tegasnya.
Vaksin Rubella wajib diberikan ke anak-anak, karena memang untuk mengantisipasi kedepannya jika dewasa dan hamil akan tidak terkena rubella. Jika ada yang terkena, maka kehamilannya akan menghasilkan janin yamg cacat yaitu buta, tuli, dan gagal jantung. Seperti bersama-sama diketahui Rubella merupakan virus yang tersebar melalui udara bebas. Dan ciri khasnya tidak tampak hanya saja berupa ruam. Oleh karena itu di sini setiap anak wajib diberikan vaksin rubella. Agar 10 tahun ke depan akan memutus mata rantainya. "Yang kita pikirkan ketika mereka dewasa, jangan sampai menghasilkan bayi cacat, " tandasnya. (ina)