DEPOK-Forum pengurus RT/RW di Kampung Lio, Kelurahan Depok, Pancoranmas, bersikukuh menolak Sistem Satu Arah (SSA). Bila diterapkan, warga meminta solusi secara kongkrit dalam mengatasi rugi waktu dan ekonomi di Jalan Dewi Sartika, Nusantara, dann Arief Rahman Hakim.
Ketua RW14 Kelurahan Depok, Abdul Kodir menegaskan, kesepakatan forum pengurus RT dan RW di Kampung Lio, Kelurahan Depok, menolak SSA diterapkan. Namun, bila SSA dipermanenkan Pemerintah Walikota Depok, harus bisa memberikan solusi untuk menangani kemacetan dari dampak SSA.
Seperti, pelebaran setiap ruas jalan tingkungan dan pembangunan underpass di jalur perlintasan rel kereta, karena tiap tiga atau lima menit kereta melintas. Terlebih lagi tambah dia, perempatan Mampang di Jalan Raya Sawangan pun perlu dibangun underpass. Itu, kata dia, dinilai bisa mengurai kemacetan.
“Saran kami dibuatkan underpass dan perlebaran jalan di tiap tingkungan, agar bisa mengurai kemacetan,” kata Kodir, kepada Radar Depok, kemarin.
Pembuatan solusi underpass ini, ia menyakini satu kesepakatan dari warga Kampung Lio dan pengurus RT dan RW. Bahkan, dia juga merasa kasihan kepada Walikota Depok untuk mengatasi kemacetan di Kota Depok, sebab jumlah kendaraan semakin bertambah sedangkan jalan tidak bertambah.
Namun, bila lama terealisasi usulan tersebt, dikembalikan secara semula dan batalkan SSA di ruas jalan tersebut. “Saya pribadi yakin siapa pun walikota Depok sangat sulit mengurus kendaraan semakin banyak, dampaknya kemacetan di sudut jalan kota ini,” tutur Kodir.
Prihal aksi demo ke Balaikota Depok kata dia, bentuk penolakan dan sebagai aspirasi warga Kampung Lio, untuk meminta kepada walikota Depok memperhatikan dampak dari SSA. Bagaimana pun juga warga adalah anak dan walikota adalah bapaknya, jadi mengadu untuk menyelesaikan persoalan tersebut.
Lebih lanjut Kodir mengatakan, sebelum ujicoba diterapkan, kondisi jalan memang selalu macet. Terlebih SSA sudah diterapkan semakin macet. “Kalau bisa dikembalikan secara semula, karena bagi kami SSA merugikan dalam segi waktu dan ekonomi para pedangang. Bahkan ongkos anak sekolah bertambah,” kata dia.
Penolakan SSA ini, tegas dia buka hanya pengurus RT, RW, dan warga Kampung Lio. Namun warga lainya di seperti Kampung Sawah, Depok Jaya, dan warga lainya yang diterapkan program ujicoba SSA. “Kami menolak, sekali lagi kembalikan secara semula,” katanya.
Ketua RW 14, Kelurahan Depok Jaya, Toro, mengatakan aksi penolakan SSA dilakukan lantaran aspirasi warga untuk membatalkan sistem tersebut, tidak juga didengar dan dipenuhi Pemkot Depok. "Warga dan pedagang menolak," kata Toro.
Aksi itu dari warga dengan perwakilan dari setiap RW, para pedagang, tokoh masyarakat dan tokoh agama Kampung Lio, Kelurahan Depok. Aksi itu setelah diadakan rapat pada Selasa (5/9) lalu.(irw)