metropolis

3.000 Nyawa Lansia Terancam di SSA

Kamis, 14 September 2017 | 09:00 WIB
AHMAD FACHRY/RADAR DEPOK
MELAJU KENCANG: Kendaraan melaju dengan kencang saat melintas di Jalan Nusantara Raya yang diterapkan Sistem Satu Arah (SSA), Rabu (13/9). DEPOK-Jalur Sistem Satu Arah (SSA), yakni Jalan Nusantara, Arif Rahman Hakim, dan Dewi Sartika bisa dikatakan bahaya bagi lansia. Kota Depok yang kini mengaungkan Ramah Lansia, sepertinya tidak lagi ramah. Keladinnya, di Kelurahan Depok Jaya, Pancoranmas terdapat 3.000 lansia. Apalagi, belum lama di jalur tersebut ada terjadi kecalakaan yang dialami seorang ibu. Ketua Paguyuban Werdatama Jaya (PWJ) Kota Depok, Marsono mengatakan, bila program SSA dilanjutkan di ruas Jalan Nusantra harus ada infrastruktur pendukung bagi lansia. Sehingga tidak terjadi yang diinginkan seperti kecelakaan lalu lintas seperti kemarin. Ada pun pendukung infrastruktur, kata dia, salah satunya harus ada  tempat titik penyebarangan ramah lansia. “Ini menjadi bahan evaluasi SSA, dimana Kota Depok sebagai Kota Ramah Lansia,” kata Marsono kepada Harian Radar Depok, kemarin.
(BACA ; KORAN HARIAN RADAR DEPOK EDISI HARI INI KAMIS, 14 SEPTEMBER 2017)
Tidak dipungkiri, sambung Marsono di Jalan Nusantara itu jumlah lansia PWJ banyak. Bila kondisi jalur SSA membahayakan lansia, pemerintah perlu memperhitungkan keselamatan para lansia. “Kami minta diperhatikan. Jumlah anggota PWJ cukup banyak di daerah itu,” terang dia. Sementara,  Ketua RW14, Kelurahan Depok Jaya, Pancoranmas, Toro Budiarko menjelaskan, belum lama seorang ibu rumah tangga menjadi korban ditabrak mobil. Dari kejadian itu, program SSA kurang cocok diterapkan di ruas Jalan Nusnatara, terlebih Kota Depok salah satu Kota Ramah Lansia dan Ramah Anak. “Jalur SSA terutama di Depok Jaya banyak lansia, jadi cukup membayahkan dengan kondisi laju kendaraan kencang,” ucapnya. Ia menyebutkan, jumlah lansia di RW14 yang tepatnya berdekatan dengan Pasar Lama pertigaan Sandara itu ada 260 lansia. Mereka sudah pensiunan jadi aktifitasnya di rumah, ini bahaya jika mereka beraktifitas menyebrang jalan di jalur SSA.  “Bahaya buat orangtua kami yang sudah lansia,” kata dia. Alasan warga Depok Jaya menolak SSA, kata Toro,  salah satu untuk keselamatan bagi para lansia. Terlebih lagi jargon Kota Depok Ramah Lansia dan Layak Anak, ini tidak sesuai. Semenjak SSA diterapkan banyak warga yang lansia mengeluh. Seperti contonya, kata dia mau mengambil dana pensiun di salah satu bank di Jalan Nusantara, mereka terpaksa menyebrang dengan kondisi kendaraan yang lajunya kencang. “Mau naik angkot gak bisa, mau naik ojek online gak ngerti aplikasinya, mau jalan kaki gak nyaman dan takut nyebrangya. Jika ditotal di Depok Jaya lansianya mencapai 3.000-an,” ungkap dia. Diketahui bahwa perwakilan warga yang menolak SSA telah membuat  pernyataan yang ditandatangani seluruh RW dan tokoh masyarakat. “Isinya menolak SSA dan sudah kita serahkan ke Dishub, anggota DPRD, dan kecamatan,” katanya. Sedangkan, warga RW13 Kelurahan Depok Jaya, Hirwanto menyerahkan program SSA ke pemerintah Kota Depok. Sebab, ini baru dilakukan ujicoba. “Setiap kajian pastinya untung ruginya bagi masyarakat, ini perlu waktu tertentu, perlu dinilai, dan perlu pengorbanan semua pihak. Saya lebih cendrung pada kesabaran,” ungkap pria 78 tahun ini. Diketahui data lansia di Kelurahan Depok Jaya, Pancoranmas terbilang cukup banyak. Data di 2016 berjumlah  3.817 terbagi di 14 RW.   Ada pun data jumlah per RW di kelurahan tersebut RW1 ada 428 lansia, RW2 ada 380, RW3 ada 382, RW4 ada 319, RW5 ada 230, RW6 ada 316, RW7 ada 169, RW8  ada 262, RW 9 ada 92, RW10 ada 278, RW 11 ada 215,RW 12 ada 126,RW 13 ada 360, dan RW 14 ada 260 lansia.(irw)

Tags

Terkini