metropolis

Tidak Mau Disebut Dermawan, Hanya Pegiat Sosial

Rabu, 28 Maret 2018 | 11:15 WIB
INDRA SIREGAR / RADAR DEPOK
Bergaya : Ady Supratikto berfoto bersama Lurah Tugu, Abdul Mutolib di kawasan kampung warna warni RW10 Kelurahan Tugu

Tidak semua orang mau meluangkan waktunya untuk menolong kemajuan orang lain. Seperti halnya Ketua RW10, Kelurahan Tugu, Cimanggis Ady Supratikto. Sepak terjangnya dalam memajukan ekonomi dan keterampilan warga di lingkunganya dan juga pendidikan islam, sudah tak diragukan lagi.

LAPORAN : INDRA ABERTNEGO SIREGAR

Di sebuah bangunan Rumah Toko (Ruko) di pinggir Jalan Raya Timah, Kelurahan Tugu. Tampak seorang pria paruh baya dengan mengenakan baju koko dan peci, sedang merapihkan barang dagangan tersebut. Toko tersebut diberi nama  Toko Gobisa diambil dari kepanjangan Gotong Royong Warga Bisa. Sejenak Haji Ady -sapaan akrabnya- merebahkan punggungnya ke sebuah kursi plastik yang ada di toko tersebut. sambil bersantai dia menceritakan, pengalamanya semasa kecil yang tak berubah hingga di masa senjanya saat ini. Dia tidak mau di sebut sebagai seorang dermawan, tapi hanya ingin disebut sebagai pegiat sosial, karena memang sifat sosial yang tinggi tersebut merupakan turunan dari sifat ayahnya. “Saya anak terakhir dari 14 bersaudara, namun ayah saya selalu bisa meluangkan waktunya saat warga di sekitar keluarga saya mengalami kebanjiran maupun bencana yang lain. Sejak kecil saya sudah membantu ayah saya memberi makan kepada para pengungsi yang menumpang di rumah kami di desa,” ungkap pria kelahiran Demak, Jawa Tengah, tahun 1963 silam. Dia menuturkan, ayanya merupakan pengusaha yang cukup ternama di kampung halamanya, bukan karena kekayaanya tapi karena jiwa sosialnya yang tinggi terhadap warga sekitarnya, dan itu lah yang ingin dia bawa ke Kota Depok ini. Saat duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) Haji Ady muda harus hijrah ke Yogjakarta untuk menimba ilmu yang lebih baik. “Saya SMP lulus di Jogja, dan SMA sampai Kuliah juga di UGM Jogja,” sambungnya. Namun, kedatanganya ke Jogja tersebut lah yang menjadi akar dari semua kegiatan sosial yang dia lakukan hingga saat init. “Ketika SMA di Jogja, saya melihat banyak sekali sekolah swasta yang bagus, dan saya terpacu untuk bercita – cita suatu saat saya akan membuat sekolah Islam yang sebagus Sekolah yang ada di Jogja ini,” ucapnya.(bersambung)

Tags

Terkini