metropolis

Jembatan Kuning Kota Depok Kropos

Sabtu, 26 Mei 2018 | 11:02 WIB
RUBIAKTO/RADARDEPOK
BAHAYA: Seseorang sedang melintas di Jembatan Kuning yang menghubungkan antara Kelurahan Kalimulya Cilodong, dan Kelurahan Ratujaya Cipayung, yang semakin tidak terawat. DEPOK - Saat pejalan kaki melintas terdengar bunyi karat dan besi beradu, mengiringi langkah kaki. Kondisi jembatan kian berbahaya saat pengendara sepeda motor melintas, terlebih bila angin sedang kencang. Terlihat jelas bekas perbaikan las di sejumlah bagian pelat besi jembatan. Begitulah kondisi Jembatan Kuning di Kecamatan Cilodong saat ini. Jembatan yang menghubungkan Kelurahan Kalimulya dan Ratujaya itu sudah tak terawat dan mudah juntai. Ketua RW4 Kelurahan Kalimulya, Mardan menjelaskan, sebelum Jembatan Kuning berdiri, masyarakat membangun jembatan bambu sebagai akses penghubung. “Dulu jembatannya pakai bambu, adanya di bawah. Waktu itu lagi darurat karena aksesnya hanya itu saja, enggak ada jalan lain. Baru tahun 1998 kita dapat bantuan dari pemerintah, jadi Jembatan Kuning ini dananya dari pemerintah,” kata Mardan kepada Harian Radar Depok, kemarin. Menurutnya, Jembatan Kuning termasuk jembatan gantung terpanjang di Kota Depok. Panjang jembatan gantung lain berkisar 30 meter, Jembatan Kuning memiliki panjang 61 meter. “Jembatan ini paling panjang dibanding jembatan gantung lain. Panjangnya 61 meter. Dulu pekerjanya dari anggota Pramuka, pengerjaannya paling setengah tahun," ujarnya. Seiring waktu, kondisi jembatan yang dapat dilintasi motor ini kian memburuk. Warga sekitar Jembatan Kuning terpaksa merawat jembatan dengan cara dan dana seadanya. “Sekarang kita susah dalam hal perawatan, jadi dari 1998 sampai sekarang enggak dapat bantuan sama sekali. Bantuan dari pemerintah cuman dikasih pas awalnya saja. Jadi warga rawat sendiri, ya beginilah hasilnya, masih bisa dilewatin warga saja sudah masih bagus,” tutur Mardan. Saat awal berdiri, katanya bagian bawah jembatan hanya ditopang kayu. Setelah lapuk dimakan usia, warga menggalang dana untuk mengganti kayu dengan pelat besi. Kini, guna merawat jembatan, warga sekitar menggalang dana dari pengendara sepeda motor yang melintas. Secara sukarela, pengendara menyumbangkan uang kepada warga yang berjaga di ujung jembatan. Perawatan yang dilakukan warga seperti menutup bagian yang bolong atau keropos dengan cara dilas. “Ya dimintain dana dari masyarakat yang lewat. Kan jembatan ini dari besi, enggak tahan lama. Apalagi banyak dilewatin motor. Kalau enggak ditambal orang yang lewat bisa kejeblos,” bebernya. Mardan mengatakan, sudah pernah mengajukan proposal kepada pemerintah agar Jembatan Kuning dapat diperbaiki atau dibangun ulang. Namun upaya tersebut tidak kunjung mendapat balasan dari Pemkot Depok. “Sudah pernah minta bantuan dana dari pemerintah, sudah ngajuin proposal. Terakhir ngajuin proposal juga sudah lama, saya enggak ingat,” kata Mardan. Ia menjelaskan, bila merawat bagian bawah jembatan merupakan hal yang paling sulit. Karena saat ada bagian bawah jembatan yang keropos, hal tersebut tidak langsung terlihat dan mudah diperbaiki. Damaih (90) selaku penjaga Jembatan Kuning menjelaskan, banyak bagian jembatan yang sudah dilas, agar kondisi jembatan tidak terus memburuk. “Lumayan sering di las, kalau enggak begitu nanti membahayakan warga yang lewat,” ucapnya.(rub)

Tags

Terkini