DEPOK- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Depok, mencatat jumlah balita stunting alias kerdil mencapai 8.000 balita dari total 250.000 balita, di bawah umur lima tahun. Banyaknya angka tersebut diakibatkan asupan gizi kepada balita kurang baik.
"Sekitar 0,4 persen dari total 250.000 balita yang dibawa lima tahun mengalami stunting," kata Kepala Dinkes Depok, Noerzamanti Lies Karmawati, kepada Harian Radar Depok, kemarin.
Saat ini, kata Lies penangan kasus stunting cukup panjang. Untuk itu pihaknya melakukan berbagai upaya, yaitu dengan intervensi langsung kepada orangtua dengan memberikan vitamin darah merah. Serta melakukan berbagai penyuluhan, agar para ibu dan remaja memahami penyebab dan cara mengatasinya. "Kita lakukan penyuluhan dan intervensi kepada orang tua, agar melakukan pencegahan. Jangan sampai lahir stunting," katanya.
Stunting disebabkan oleh beberapa faktor antara lain genetik, perilaku, lingkungan, dan pelayan kesehatan. Namun, genetik pengaruhnya hanya 15 persen, lingkungan 45 persen perilaku 35 persen, dan pelayanan kesehatan hanya 5 persen.
"Makanya kenapa kami intervensi kepada para ibu dan wanita yang belum nikah, karena perilaku dan lingkungan memberikan pengaruh yang dominan munculnya bayi Stunting. Apalagi sekarang banyak remaja yang tidak makan sayur dan buah. Sehingga kekurangan haenoglobin,” jelas Lies.
Lies meminta agar para ibu atau remaja untuk memperhatikan asupan gizi sebelum proses melahirkan. Harus diperhatikan dengan baik, apalagi wanita banyak sekali kehilangan darah merah yang disebabkan oleh menstruasi. Usahakan untuk mengkomunikasi buah dan sayur karena itu akan memberikan nutrisi yang baik.
Kasus balita Stunting memiliki dampak yang cukup besar bagi tumbuh kembang seorang anak. Salah satu yang paling berbahaya menurutnya yaitu hilangnya satu generasi.
"Hilangnya satu generasi maksudnya yaitu sudah tidak ada anak - anak yang cerdas atau pintar. Karena stunting itu pengaruhnya akan membuat anak tidak pintar atau cerdas," katanya.
Jika kasus Stunting ini tidak ditangani dengan baik, maka 20 tahun ke depan akan hilang satu generasi terbaik.
"Sekarang ini generasi atau anak-anak kita pintar dan cerdas. Tapi bagaimana kalau ini tidak ditangani dengan baik bukan tidak bisa akan tumbuh anak-anak yang kurang pintar," ujar Lies.
Untuk itulah pihaknya terus memberikan penyuluhan serta pencegahan kepada masyarakat, agar memahami dampak dan penyebab munculnya balita stunting.
"Seperti yang saya uraikan Stunting muncul akibat perilaku atau gak hidup dan lingkungan. Dua hal itu yang paling dominan," terangnya.
Selain itu, para ibu sebelum melahirkan harus memperhatikan darah merah, haenoglobin, dan asupan gizi yang banyak.
"Harus tahu betul tiga hal itu dan itulah fungsi pemeriksaan baik di polindes dan Puskesmas, karena untuk mengetahui jumlah darah dan haemoglobin nya cukup atau tidak," tandas dia.(irw)