metropolis

Angka Kecelakaan di Depok Terbilang Rendah

Kamis, 13 September 2018 | 11:17 WIB
DEPOK – Sejak awal Januari hingga sampai akhir Agustus 2018, unit Laka Satuan Lalu Lintas Polresta Depok mencatat sudah 184 orang menjadi korban di wilayah kota Depok. Jumlah tersebut merupakan angka kecelakaan dari kendaraan roda dua dan empat. Kepala Satuan Lalu Lintas Polresta Depok, Komisaris Polisi, Sutomo mengatakan angka tersebut masih terbilang rendah. "Dalam sebulan itu ada 30 hari, rentang Januari - Agustus ada 8 bulan, 8 dikali 30 hasilnya 240, berarti dalam satu hari belum tentu ada satu kecelakaan, di wilayah Depok masih rendah," ungkap Sutomo. Ia menambahkan jika banyaknya pengendara yang tidak disiplin menjadi penyebab angka kecelakaan di kota Depok. Bentuk pelanggaran yang terlihat yakni, melawan arus, tidak menggunakan helm, menggunakan handphone saat mengemudi, pengendara belum cukup umur, hingga berboncengan lebih dari satu. Sementara itu, status pelajar turut menyumbang angka kecelakaan lalu lintas di kota Depok. Dalam data yang diberikan unit Laka Lantas Polresta Depok, sejak awal Januari hingga Agustus 2018, dari 221 kendaraan bermotor yang mengalami kecelakaan lalu lintas, terdapat 32 korban yang melibatkan pelajar di kota Depok. Dari angka 32 tersebut, di antaranya mengalami sebanyak 16 korban luka berat dan 16 korban luka ringan. Mengacu pada data tersebut, kecelakaan yang melibatkan pelajar tidak ada yang sampai menimbulkan korban jiwa. Namun jumlahnya terbilang lebih besar dibandingkan dengan kecelakaan yang terjadi pada profesi PNS, yakni 4 luka berat dan 2 luka ringan. Sutomo mengungkapkan bahwa ketidakdisiplinan pengendara jadi penyebab kecelakaan lalu lintas. Untuk menekan angka kecelakaan tersebut pihaknya menerapkan tiga hal. "Penyuluhan, pembelajaran dan penindakan," ungkap Sutomo. Artinya bagi para pelajar yang tidak memiliki surat izin mengemudi (SIM) pun dirasa tetap akan ditilang. Terpisah, Kanit Laka Lantas Polresta Depok, Iptu Djoko Irwanto mengungkapkan bahwa selain karena kondisi jalan yang berlubang, faktor kedisiplinan pengendara dalam berlalu lintas jadi penyebab kecelakaan terjadi. "Salah satunya penyuplai kecelakaan itu memang jalan berlubang, sama faktor dari manusia sendiri, itu yang masih terjadi pada kecelakaan tunggal," ucap Djoko. Menurutnya pengendara motor yang mengalami kecelakaan karena jalan rusak, belum ada yang luka berat atau memakan korban jiwa. Rata-rata hanya luka memar dan lecet saja di beberapa bagian tubuhnya. Djoko menambahkan dengan pembangunan infrastruktur jalan yang baik seperti separator dan aspal jalan yang diperbaiki berdampak pada menurunnya angka kecelakaan. "Titik rawan seperti Margonda, Jalan Raya Bogor, Parung-Ciputat, sudah menurun," ucap Djoko. Memang dalam data angka kecelakaan yang diberikan unit Laka Lantas Polresta Depok, di sepanjang bulan Januari sampai Agustus 2018, salah satu jalan utama Depok, yakni Jalan Margonda Raya tercatat 21 kecelakaan dengan menimbulkan korban luka berat 20 dan ringan 13 orang. Angka tersebut berasal dari laporan masyarakat yang diterima polisi. "Harapan kami masyarakat Depok tertib berlalu lintas, menurun tingkat kecelakaannya, dan untuk pemakai kendaraan harus sesuai dengan umurnya, terkadang hal itu juga kita sampaikan dengan sosialisasi ke sekolah," ungkap Djoko. Iptu Djoko Irwanto menegaskan, pihaknya akan bergerak lebih gencar menyusur sekolah guna memberikan imbauan kepada semua sekolah agar membuat peraturan yang ketat soal pelarangan penggunaan kendaraan sebelum memasuki masa waktunya. "Kami tetap melarang pelajar yang belum mencukupi umur dan tidak memiliki SIM agar tidak mengendarai kendaraan bermotor. Pihak sekolah juga harus tegas dengan peraturan, misalnya dengan tidak memberi fasilitas parkir untuk para siswa," tuturnya. Lebih lanjut, Iptu Djoko mengungkapkan bahwa memang kecelakaan didominasi oleh kendaraan roda dua. "Dari 221 kendaraan bermotor yang mengalami kecelakaan yang tercatat pada kami, 157 di antaranya adalah kendaraan roda dua," ungkapnya. Memang dirasa, masalah ini juga perlu campur tangan keluarga, terutama orang tua sebagai sosok pelindung anak, bukan malah membawa ke kondisi jalanan yang berbahaya.  (dtc/net/gun)

Tags

Terkini