PEDULI: Pembina Yayasan Global Pelangi (YGP) Tapos, Park Man Ho (ke 2 kiri dari belakang), bersama Wakil Walikota Depok, Pradi Supriatna dan para pengurus YGP dalam sebuah acara peresmian Bedah Rumah RTLH di Sukamaju Baru, beberapa waktu lalu.
Atas dasar rasa kemanusiaan yang tinggi, dan ingin membantu pemerintah memangkas kesenjangan sosial, jadi latar belakang terbentuknya Yayasan Global Pelangi (YGP) yang bermarkas di RT04/RW18, Kelurahan Tapos, Kecamatan Tapos.
Laporan: Indra Abertnego Siregar
Di sebuah bangunan megah berkelir kuning yang berpagar cukup besar, suasananya masih begitu sepi. Di sekitar bangunan Yayasan Global Pelangi, lalulintas tidak begitu ramai. Kami pun mencoba bersilaturahmi dan mengetuk pagar besi bangunan tersebut, hingga seorang pria paruh baya membukakan pintu. Ramah dan nyaman sapaan pria yang dikenal dengan nama Anan Wijaya. Begitu masuk ke dalam, tampak sejumlah kendaraan roda empat terparkir rapi tepat di sebuah lorong terhubung dengan pintu utama gedung. Anan Wijaya diketahui sebagai salah satu pengurus YGP. Yaitu sebuah yayasan yang bergerak di bidang sosial, dan aktif membantu masyarakat kurang mampu secara ekonomi. “Lembaga ini berdiri sejak 2014. Pendirinya yaitu Sani Ketua YGP yang juga Ketua RT04/18 Tapos, dan pembina yayasan Park Man Ho warga Korea Selatan,” kata Anan kepada Radar Depok. Setibanya di ruang tamu, suasana megah dan sejuk menyambut kehadiran kami. Deretan ruangan ada di gedung berlantai dua tersebut. “Gedung ini dirancang sendiri oleh ketua yayasan, karena ia seorang arsitek,” terang Anan. Dia mengungkapkan, YGP didirikan guna membantu masyarakat kurang mampu baik yang ada di kota maupun di perkampungan. Sehingga mereka bisa mewujudkan impian dan harapannya. “Itu sudah menjadi filosofi terbentuknya yayasan ini. Intinya semua untuk kemanusiaan,” tuturnya. YGP juga menyerap tenaga lokal dalam badan kepengurusannya sehingga banyak memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat, khususnya warga RT04/18 Tapos. “Struktural YGP terdiri dari pembina, pengawas, ketua yayasan, administrasi, tim edukasi, tim pembangunan, dan tim donatur. Semuanya diisi warga Tapos, kecuali Pembina dan donatur karena diisi warga Korea Selatan,” imbuhnya. (bersambung)