DEPOK - Musim hujan telah tiba. Warga Depok harus waspada terjadinya banjir dan longsor. Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (DPUPR) Depok mencatat, ada lima lokasi waspada bencana alam longsor.
Kepala Bidang Sumber Daya Air (SDA) Dinas PUPR Kota Depok, Citra Yulianti menuturkan, terdapat lima titik lokasi di Depok rawan longsor di wilayah Depok. Lima wilayah ini antara lain, Kecamatan Cipayung, Bojongsari, Sawangan, Tapos, dan Sukmajaya. "Semua wilayah yang rawan longsor di sana berada di dekat pinggir kali dan tebing," kata Citra, kepada Radar Depok, kemarin.
Menurutnya, longsor tersebut biasanya karena bangunan melanggar garis sempadan dan berdiri tepat di sisi saluran air. Sehingga bergeser tanah yang tidak kuat menahan beban bangunan yang ada dipingir jalan. “Ya biasanya memang karena bangunan tersebut dibangunnya di sisi saluran air ya seperti yang kemarin di Sukmajaya itu,” ucap Citra.
Citra mengatakan, saat ini ada lima laporan lokasi longsor dan banjir yang sudah diterima Dinas PUPR Kota Depok.
“Kalau dari data yang ada laporan longsor itu ada di Sugutamu RT 02/25 Kelurahan Baktijaya, Kecamatan Sukamaju, Kali Laya Pasar Pal, Bangunan Cabang Tengah (BCT) 5 RT 05/11 Kelurahan Tanah Baru, Kecamatan Beji, dan Saluran Sekunder Cabang Tengah RT 02/14 Kelurahan Depok, Kecamatan Pancoran Mas,” ucap Citra.
Kemudian Citra mengatakan, untuk laporan lokasi banjir ada di outlet Situ Pengarengan Taman Duta. Ia menilai untuk beberapa bencana seperti banjir dan tanah longsor masih bisa ditangani. “Sejauh ini, semua sudah kita tangani walaupun sifatnya hanya sementara. Bulan-bulan ini adalah puncak intensitas hujan, kami mengharapkan kepedulian dari masyarakat terkait adanya potensi bencana longsor dan banjir," bebernya.
Untuk mengantisipasi banjir yang kemungkinan terjadi pada musim penghujan. Pihaknya, pun aktif melakukan pengerukan di beberapa sungai kecil (kali) yang dekat dengan permukiman warga. "Kita sering melakukan pengerukan di beberapa kali yang berpotensi banjir seperti Kali Cipayung (dekat sungai Ciliwung), Kali di wilayah Sugutamu dan wilayah lain," ucap Citra.
Citra pun berharap, warga tetap waspada dan coba memperkuat wilayah mereka yang rawan longsor tersebut. “Ya bisa diperkuat kalau mau bangun rumah ya misalnya dengan menanam pohon atau mempekuat fondasi bangunan yang tampak mulai terkikis,” ucap Citra.
Tak hanya itu, pihak SDA pun siap siaga 24 jam menangani bencana alam lain seperti banjir dan longsor. "Siap siaga kami 24 jam siaga banjir. Karena ada yang piket satu regu Satgas Banjir," ungkap Citra.
Terpisah, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Pantaan Ruang (DPUPR) Manto Jorgi, terus mengantisipasi dengan menyipkan enam alat berat untuk melakukan normalisasi dan pengerukan lumpur. “Enam alat berat sampai saat ini masih terus disiagakan dan tengah melakukan normalisasi serta pengerukan lumpur yang ada,” kata Manto.
Keenam titik yang disiagakan di Kali Pesanggrahan dengan menurunkan ekskavator amfibi, di Kali Baru Cipayung berupa ekskavator spider, di saluran tersier ke Kali Ciliwung di Sukamaju berupa ekskavator spider mini, di Situ Bojongsari berupa ekskavatpr truxor di Situ Universitas Indonesia berupa ekskavator serta di Situ Pendongjelan juga berupa ekskavator. “Lokasi itu memang berpotensi banjir sehingga pihaknya menyiagakan alat berat dengan terus melakukan pengerjaan pengerukan atau normalisasi,” katanya.
Sementara, itu wilayah Jawa Barat akan dilanda hujan dengan intensitas sedang hingga lebat mulai 15 Oktober 2018. Kepala BMKG Jabar, Tony Wijaya menuturkan, peringatan dini cuaca ekstrem tersebut dimulai sejak pukul 17.30 WIB. "Petir disertai angin kencang, akan dimulai pukul18.00 WIB," ucap Tony saat dihubungi Radar Depok, kemarin.
Menurutnya, ada beberapa wilayah Jawa barat yang akan mengalami hujan seperti Cianjur, Bogor, Sukabumi dan Kota Depok. "Kondisi ini akan berlangsung hingga pukul 20.00 WIB. Diperkirakan musim hujan terjadi hingga April 2019 mendatang ," bebernya.
Selanjutnya, Tony menegaskan, pada musim hujan ini berpengaruh terhadap gelombang laut terutama di perairan Selatan Jabar. "Ketinggian gelombang laut, di perairan Utara 0,0 - 0,50 meter. Sedangkan untuk di selatan lumayan tinggi dari 2,00 - 3,50 meter," paparnya.
Tony menghimbau, kepada masyarakat agar selalu waspada terhadap bahaya banjir di musim penghujan terutama membersihkan saluran air agar tidak tersendat. "Bersihkan saluran air, di lingkungan sekitar, agar air hujan tidak menggenang," pungkasnya.(irw)