TERUS BERUSAHA: Seorang penjual peyek, Dasril memikul keranjang dagangannya sambil menyusuri Jalan Dewi Sartika dalam keadaan kondisi tubuh stroke, kemarin (7/5). Foto: SANI/RADAR DEPOK RADARDEPOK.COM - Tak kenal maka tak sayang, ungkapan ini pas disematkan apabila bertemu dengan orang yang baru di kenal. Tapi tidak menutup kemungkinan juga saat pertemuan pertama, terlintas bermacam persepsi. Sama seperti kebanyakan orang kepada Dasril seorang penjual rempeyek yang terkena stroke.  Laporan: Nur Aprida Sani Dasril 48 tahun asal Padang, Sumatera Barat. Dia adalah penjual peyek yang tinggal di rumah berukuran 2x3 meter, tepatnya di Jalan Kampung Belimbing belakang Transmart Depok. Sehari-hari dia berjualan peyek milik sebuah agen dengan berkeliling Kota Depok. Dia tinggal seorang diri di rumah kontrakan milik adiknya. Istri dan anaknya pergi meninggalkan Dasril, lantaran kondisi tubuhnya sangat memperihatinkan. Ya dia menderita stroke yang membuat sebagian tubuhnya tidak berdaya. “Saya tinggal sendirian tanpa ada yang membantu. Melakukan semuanya sendiri sampai mencari uang untuk biaya hidup,” kata Uda Dasril. Tidak seperti pedagang pada umumnya yang gagah ketika berjualan. Dasril berdagang dalam keadaan stroke, kaki kiri yang sudah tidak berdiri tegak, juga tangan kiri yang telah bengkok. Perjuangan seorang Dasril sungguh membuat hati lirih dan tersentuh, pasalnya dengan kondisi yang tidak sempurna tetap bekerja dengan sungguh-sungguh. “Setiap hari mikul dagangan keliling Depok, dari rumah kadang ke arah Citayam kadang ke Margonda,” terangnya. Sambil tergopoh-gopoh bapak tiga orang anak ini terus menyusuri Jalan Dewi Sartika. Saat itu jalanan basah karena hujan baru saja membasahi Kota ber-ikon belimbing ini. Tapi semangatnya mengais rezeki tidak mempermasalahkan cuaca pasa hari itu. Beragam jenis peyek diperjual belikan, ada peyek kacang dan udang rebon. Selain itu Dasril juga menjual bermacam makanan ringan. Jika ditotal berat keranjang dagangan yang dipikulnya sekitar 30 kilogram. (bersambung)