metropolis

Punya Pelanggan Mayoritas Mahasiswa

Jumat, 10 Mei 2019 | 15:06 WIB
SEDERHANA: Penjual Peyek asli Depok, Dasril (48) sedang santai di ruang tamu usai salat zuhur, di kediamannya Jalan Kp. Belimbing, Kelurahan Depok, Kecamatan Pancoranmas. Foto: SANI/RADAR DEPOK RADARDEPOK.COM - Setiap orangtua pasti akan rela melakukan apapun demi sang anak tercinta. Walau dalam keadaan sakit pun tidak pernah terlintas di benaknya untuk berhenti bekerja. Rasa-rasanya patut menjadi contoh untuk masyarakat Kota Depok. Laporan: Nur Aprida Sani Dasril pria berusia 48 tahun penjual peyek dengan kondisi tubuh yang tidak stabil. Ya dia menderita stroke sejak tahun lalu. Tapi semangat untuk bekerja tidak pernah hilang dari bapak tiga anak tersebut. Dia berjualan peyek sejak pukul 16:00 hingga 01:00 dini hari. Biasanya dia menjajakan dagangannya di sekitar Jalan Cagar Alam Pitara, Rawa Genbi, Dewi Sartika, Margonda Raya, hingga Kampus Universitas Indonesia. Keranjang yang dipikul Dasril beratnya juga tidak main-main, yakni 30 Kg. Dasril menceritakan, satu buah peyek dijual dengan harga Rp5 ribu atau untung seribu dari harga jual agen. Perharinya dia bisa menjual 20 hingga 30 bungkus peyek. “Saya baru pulang dagang paling jam 1 malam, alhamdulillah habis tapi dagangannya,” kata Dasril. Karena kondisi tubuhnya yang stroke, Dasril mengaku kerap ketabrak motor dan jatuh di jalan ketika berdagang. Sampai-sampai membuat dagangannya tumpah ruah dan hancur. Paling menyedihkan ternyata lutut dan mukanya lecet karena jatuh. Tapi semua itu tidak membuat Dasril patah semangat. Malahan disela-sela tujuannya berdagang untuk membayar sekolah anak. Sebagian uang dan dagangan yang sisanya pun juga sering dia berikan ke pengemis. “Kadang yang pecah saya sedekahkan ke pemulung, kasih uang juga dan peyek yang masih sisa kalau sudah terlalu malam saya berdagangnya,” paparnya. Dengan mengenakan sarung dan baju koko berwarna cokelat, Dasril menuturkan, bahwa dirinya senang jika berjualan hingga ke lingkungan kampus UI. Karena banyak dari pelanggannya yang juga mahasiswa kampus tersebut. Malahan dia mengatakan, para mahasiswa tersebut sering memborong peyeknya dan melebihi uang bayarannya. Selain untuk biaya anak sekolah, uang tersebut dia pakai juga untuk biaya berobat di rumah sakit. “Alhamdulillah kondisi saya sudah mulai membaik karena rutin terapi juga dan berobat di rumah sakit. Saya optimis untuk sembuh dan kembali bekerja untuk menghidupi ketiga anak saya,” pungkas Dasril di rumah kontrakannya Jalan Kp. Belimbing, Depok. (*)

Tags

Terkini