DAPAT ILMU : Tim Pengabdi Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat UI bersama puluhan kader posyandu saat pelatihan pengetahuan MP-ASI dan Pola Asuh di Puskesmas Beji, Kamis (1/8). FOTO : SANI/RADAR DEPOKRADARDEPOK.COM, BEJI – Tim Pengabdi Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (UI) terdiri dari dosen dan mahasiswa melakukan pengabdian masyarakat. Tema yang diangkat adalah memberdayakan kader posyandu di Kelurahan Beji dan Beji Timur untuk meningkatkan pengetahuan makanan bayi dan anak bayi dua tahun (Baduta) melalui penyuluhan dan konseling, di Puskesmas Kecamatan Beji, Kamis (1/8).
Ketua Tim Pengmas FKM UI, Trini Sudiarti mengatakan, Kader Posyandu termasuk orang terdekat ibu Baduta. Tujuan pelatihan ini untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan kader dalam memberikan konseling kepada ibu baduta. Termasuk makanan yang harus dikonsumsi oleh anak yang kerap disebut Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI).
“Kader-kader ini dilatih supaya dapat menjadi agen perubahan yang mendukung upaya nasional penanganan Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA),” kata Trini kepada Radar Depok.
Sebanyak 30 orang kader posyandu mengikuti pelatihan yang diadakan selama satu hari tersebut. Pelatihan diisi dengan materi konsep 1.000 Hari Pertama Kelahiran (HPK), pola asuh anak, cara mengukur pertumbuhan anak, MP-ASI, dan Teknik Konseling.
Trini menjelaskan, periode anak usia kurang dari dua tahun merupakan bagian dari masa emas anak atau yang dikenal 1.000 HPK. Periode tersebut merupakan momentum terbaik anak karena terjadi pertumbuhan dan perkembangan yang cepat. Apabila asupan yang masuk kedalam tubuh tidak memadai, pertumbuhan anak akan mengalami gangguan.
Berdasarkan hasil penelitian pada 2017, Trini menerangkan bahwa ditemukan anak yang sudah mengarah ke stunting. Fenomena ini dikarenakan minimnya pengetahuan orangtua terkait MP-ASI. Seperti memberikan makanan kepada bayi yang belum berusia enam bulan.
“Penyebab perilaku pemberian MP-ASI yang tidak tepat disbebakna rendahnya pengetahuan ibu tentang cara pemberian MP-ASI. Dengan begini diperlukan peningkatan kapasitas kader dalam memberikan pengetahun dan edukasi kepada para ibu bayi dan baduta,” jelas Trini.
Setelah pellatihan kadera akan melakukan praktek penyuluhan dan konseling tentang MP-ASI di masing-masing posyandu dengan pendampingan tim pengabdi masyarakat selama tiga bulan ke depan sampai November 2019.
Selain pengetahuan tentang MP-ASI, kader juga mendapat pengetahuan tentang pola asuh Baduta. Dosen Psikologi Sosial Fakultas Psikologi UI, Eko Meinarno menerangkan, ibu memiliki peran yang sangat penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Seorang ibu tentu harus mengasuh anak yang dianggap berguna untuk masyarakat.
Dia menuturkan, mengasuh anak perlu keterampilan bersama antara ibu, ayah, dan masyarakat. Karena anak akan lahir di masa depan tergntung pola asuhnya. “Ketika MP-ASI sudah terpenuhi, sang anak perlu dukungan dari pola asuh yang diterima oleh lingkungannya,” pungkas Eko. (san)