metropolis

Budidaya Maggot Masih Primadona

Rabu, 11 September 2019 | 10:15 WIB
BUDIDAYA : Petugas saat melihat ulat Maggot atau belatung Black Soldier Fly (BSF) yang dipergunakan untuk mengurai sampah menjadi pupuk organik di Unit Pengolahan Sampah (UPS) 2 Merdeka, Jalan Merdeka Raya, Kecamatan Sukmajaya, Selasa (10/9). FOTO :
AHMAD FACHRY/RADAR DEPOK   RADARDEPOK.COM, DEPOK — Meminimalisir sampah terus dilakukan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Depok. Selain menjaga kebersihan, hal tersebut tentu menjadi perhatian dalam penilaian Adipura tingkat nasional. Banyak program unggulan milik DLHK kota Depok yang sudah berjalan. Budi daya Maggot masih menjadi primadona dalam mengurangi sampah di Kota Depok. Penyempurnaan juga terus dilakukan pihak DLHK. Kali ini DLHK terus melakukan inovasi pembuatan kandang Maggot dari papan dan kawat. Yang sebelumnya hanya menggunakan kain. “Ini kami kembangkan bentuk kandangnya, sehingga lebih indah dilihat,” kata Koordinator Unit Pengelolaan Sampah (UPS) II, DLHK Kota Depok, Heriyanto. Heriyanto mengatakan, DLHK mengajak masyarakat dapat mengurangi sampah tanpa dibakar. Mengembangkan Maggot juga terbilang efektif jika dilakukan dari masyarakat. “Kalau setiap lingkungan RT memiliki penampungan sampah bisa dikelola dengan baik,” kata Heriyanto. Ulat Maggot atau belatung BSF (black soldier fly/lalat tentara hitam) merupakan hewan yang berjasa dalam mengurangi volume sampah organik di Kota Depok. “Binatang ini terbukti dapat mengurangi sampah di Depok,” ucap Heriyanto. Belatung ini dibudidayakan atas kerja sama dengan Badan Penelitian dan Pengembangan Kota Depok. “Setiap hari kami memilah antara sampah organik dan non-organik. Khusus organik kami kumpulkan di satu tempat, lalu disebar belatung. Nanti sampah itu akan habis dimakan belatung,” kata Heriyanto. Heri menyebutkan, timbulan sampah yang dihasilkan dari masyarakat Depok ada 1.300 ton sampah per harinya. Sejak menggunakan ulat Maggot, volume sampahnya berkurang setidaknya 1,5 meter kubik per hari. Iyay mengatakan, hasil dari sampah yang dimakan oleh maggot dipakai untuk menambah kebutuhan ekonomi warga. “Warga kadang suka pakai untuk makanan unggas atau lele milik warga. Ada juga hasilnya yang dijual oleh warga dan didagangkan,” tutur Heri. Sementara salah satu warga Kecamatan Beji, Pahri Ahmad mengaku sedang melihat kandang maggot yang dibuat DLHK Kota Depok, kemarin. Menurutnya lingkungan rumahnya sedang menggalakan kebersihan lingkungan. Salah satu yang akjan dikembangkan merupakan budidaya maggot. “Saya baru mau coba, semoga jika diterapkan di lingkungan saya bisa lebih efektif,” kata Pahri. Selain itu, pihaknya juga mengaku kerap memanfaatkan pupuk kompos hasil produksi UPS II, DLHK kota Depok. “Jika dikelola dengan benar, sampah bisa bermanfaat, seperti pembuatan kompos, dan saya selalu menggunakan pupuk dari UPS,” tukas Pahri. (rd)   Jurnalis : Rubiakto (IG : @rubiakto) Editor : Pebri Mulya

Tags

Terkini