metropolis

Paguyuban Pengrajin Tempe Baktijaya : Jaga Kualitas, Rutin Silaturahmi dan Berdiskusi (3-Habis)

Rabu, 29 Januari 2020 | 10:46 WIB
JAGA KEBERSAMAAN : Paguyuban Pengrajin Tempe Baktijaya berdialog dalam sebuah kegiatan, beberapa waktu lalu. Hal itu dilakukan guna menjaga tali silaturahmi dan kebersamaan. FOTO : ARNET/RADAR DEPOK   Guna menghasilkan produk olahan tempe yang berkualitas, Paguyuban Pengrajin Tempe Bhaktijaya rutin menggelar diskusi. Pertemuan tersebut juga sebagai bahan edukasi dan wadah silaturahmi serta menjaga kebersamaan. Laporan : Arnet Kelmanutu RADARDEPOK.COM - Pendi sebagai pelopor lahirnya Paguyuban Pengrajin Tempe Baktijaya terus berupaya meningkatkan kualitas tempe hasil olahannya. Bahkan pada setiap kesempatan, paguyuban tersebut sangat intens menggelar diskusi. Penyampaian bahan diskusi meliputi berbagai aspek. Mulai dari persiapan mental, tata cara produksi, trik bisnis, kemasan, hingga edukasi memasarkan produk tempe. “Kami gembleng terus, agar tempe tak lagi konvensional,” ucap Pendi kepada Radar Depok. Pendi menegaskan, persiapan menghadapi serbuan produk dari luar negeri sudah harus dimulai saat ini juga. Tanpa disadari ragam makanan dari luar negeri sudah menyerbu pasar-pasar modern seperti yang ada di super market. “Jika ingin menjadi pemenang kata kuncinya harus mempersiapkan sejak awal. Mungkin saat ini menganggap tak perlu, tapi coba rasakan beberapa tahun ke depan produk makanan akan membanjiri pasar Indonesia,” ungkapnya. Sementara sambil mengecek tempe-tempenya usai diproduksi, Pendi mengatakan, satu pengrajin tempe dengan yang lainnya harus saling membina. Hal ini agar makanan menyehatkan asli Indonesian tetap terjaga kualitasnya. "Dalam menjaga kualitas, terus terang harus kedelai pilihan, air bersih," terangnya. Namun hanya ada hal yang masih menjadi pembicaraan terkait kemasan. Pendi menilai, tempe lebih bagus dibungkus daun pisang. Tidak menggunakan kertas atau plastik. Namun, akibat lahan yang makin menipis keberadaan daun pisang juga terancam. “Bila penggunaan kertas apalagi plastik tentu akan merusak cita rasa dan merogoh kocek produksi,” pungkasnya. (rd)   Jurnalis : Indra Abertnego Siregar  (IG : @regarindra) Editor : Pebri Mulya (IG : @pebrimulya)

Tags

Terkini