metropolis

Ayo Selamatkan Air Tanah

Kamis, 30 Januari 2020 | 12:16 WIB
PENGOLAHAN AIR : Manajer Pemasaran PDAM Tirta Asasta Kota Depok, Imas Diyah Pitaloka memantau instalasi pengolahan air PDAM, yang ada di Jalan Legong Raya, Depok 2 Tengah Kelurahan Mekarjaya, Kecamatan Sukmajaya. FOTO : PDAM TIRTA ASASTA FOR RADAR DEPOK     RADARDEPOK.COM, DEPOK – Air merupakan kebutuhan dasar makhluk hidup yang harus dipenuhi, termasuk manusia. Sebanyak 70 persen tubuh manusia terdiri atas air. Tanpa air, manusia dan makhluk hidup lainnya tidak bisa bertahan hidup. Maka, air terutama air bersih sangat dibutuhkan. Baik untuk dikonsumsi, MCK, hingga kebutuhan lainnya. Hal itu disampaikan Manajer Pemasaran PDAM Tirta Asasta Kota Depok, Imas Diyah Pitaloka, pada Rabu (29/1). Ia menilai, danau, sungai dan air tanah merupakan sumber air yang digunakan manusia. Air sungai sendiri sebenarnya bisa dimanfaatkan untuk membantu memenuhi kebutuhan dasar manusia. Sayangnya tingkat pencemaran yang cukup meresahkan, terutama di area perkotaan membuat sumber air bersih menjadi langka. “Bila sumber air danau dan sungai tercemar akibat aktivitas manusia. Alhasil, membuat satu sumber air saja yang tersisa, dan sekiranya bisa digunakan karena masih terjamin kualitasnya, yaitu air tanah. Hal ini dikarenakan air tanah dalam prosesnya sudah melalui penyaringan alami,” ungkap Imas kepada Radar Depok. Imas menilai, penggunaan air tanah di Depok masih dibilang cukup besar. Hampir setiap rumah memiliki sumur bor, terutama di beberapa titik yang mempunyai potensial air tanah. Sehingga pengeboran sumur cukup marak dilakukan. Sayangnya tanpa di sadari air tanah di eksploitasi secara terus menerus dan cenderung semakin banyak sementara tidak di barengi inflow atau dengan jumlah masuknya air ke dalam tanah. “Penggunaan air tanah secara terus menerus akan memunculkan sejumlah dampak. Di antaranya, terjadinya penurunan permukaan tanah, yang diakibatkan penggunaan air tanah berlebih atau terus menerus,” terangnya. Selain itu lanjut Imas, hal itu juga berdampak pada pencemaran air tanah. Pengambilan air tanah secara intensif juga berisiko pada pencemaran air tanah dalam, yang bersumber dari air tanah dangkal yang tercemar. Maka kualitas air tanah yang semula baik akan menurun, dan bisa jadi tidak dapat dimanfaatkan atau dikonsumsi. Kemudian dampak kemiringan bangunan atau jalan. Dengan eksplorasi air tanah yang berlebihan atau terus menerus menyebabkan penurunan permukaan tanah. Bila penurunan tanah terjadi terus menerus maka berisiko terjadinya kemiringan bangunan, jalan ataupun jembatan yang amblas sehingga menjadi hal yang cukup mengancam keselamatan. Ada juga intrusi air asin. Itu merupakan peristiwa perembesan air laut ke daratan, sehingga membuat air tanah bercampur dengan air asin. Hal ini terjadi lantaran adanya ruangan kosong di daratan yang awalnya terdapat kandungan air tanah atau air tawar menjadi air payau. Atau bahkan air asin, sehingga akhirnya air tanah tidak bisa digunakan karena sudah berasa payau atau asin. Imas berharap, mengingat peran air tanah semakin penting, maka pemanfaatan air tanah harus didasarkan pada keseimbangan dan kelestarian air tanah itu sendiri. “Kami mengimbau kepada warga Depok, mari kita lestarikan lingkungan dan selamatkan air tanah, dengan beralih menggunakan  air PDAM,” pungkas Imas. (rd)   Jurnalis : Agung HR (IG : @agungimpresi) Editor : Pebri Mulya (IG : @pebrimulya)

Tags

Terkini