metropolis

BPTJ Integritaskan Transportasi Depok-Jakarta

Senin, 3 Februari 2020 | 10:09 WIB
TERJEBAK KEMACETAN : Sejumlah kendaraan terjebak kemacetan di Jalan Margonda Raya, Minggu (2/2). Tingginya volume kendaraan yang melintas di kawasan tersebut menyebabkan kemacetan yang cukup panjang. FOTO : AHMAD FACHRY/RADAR DEPOK   RADARDEPOK.COM, DEPOK - Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) sangat paham dengan pelik Kota Depok, mengahapi kemacetan. Hingga akhirnya, menghambat jalur perekonomian Kota Depok ke DKI Jakarta, Bogor, Tangerang dan Bekasi. BPTJ kini memaksimalkan pergerakan transportasi yang menghubungkan Jabodetabek. Kepala BPTJ, Polana B Pramesti mengatakan, tidak mungkin menyelesaikan permasalahan kemacetannya sendiri. Sebagai Ibu Kota Negara, Jakarta hingga saat ini telah menjelma menjadi wilayah teraglomerasi dengan Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Bodetabek) sebagai daerah penyangganya. Artinya, antara Kota Depok dan Jakarta sebagai daerah penyangganya sudah menjadi satu kesatuan secara ekonomi. Sehingga saling memiliki ketergantungan satu sama lain. Dampaknya, selalu terjadi mobilitas manusia dan barang yang cukup tinggi antar wilayah di dalamnya. “Oleh karena itu mewujudkan sistem transportasi perkotaan yang terintegrasi se-Jabodetabek, merupakan jawaban untuk menyelesaikan permasalahan transportasi di Jakarta sekaligus di Bodetabek sebagai wilayah penyangganya,” kata Polana kepada Radar Depok, Minggu (2/2). Dia mengatakan, pergerakan manusia di Jabodetabek pada tahun 2015 baru tercatat 47,5 juta pergerakan/hari. Namun, pada tahun 2018 sudah meningkat drastis menjadi lebih kurang 88 juta pergerakan/hari. Diketahui sebelumnya, Walikota Depok, Mohammad Idris mengungkap, proyek monorel tidak bisa mengandalkan dana dari APBD Kota Depok. Tapi, dia yakin proyek tersebut bakal menghabiskan biaya Rp3 triliun, untuk satu koridor. Depok berencana membangun empat koridor. "Makanya ini kita konsep nanti akan ditawarkan ke investor, kalau mau didanain silakan," bebernya kepada Harian Radar Depok, Kamis (30/1). Walikota menyebut, monorel merupakan moda transportasi berbasis rel tunggal yang berbeda dengan Moda Raya Terpadu (MRT) di DKI Jakarta, dan Lintas Rel Terpadu (LRT). Menurutnya, Depok tidak bisa menggunakan MRT maupun LRT. "Untuk Depok sulit (MRT/LRT) karena jalannya belum direkayasa, sebab itu kita gunakan konsep Monorel," terangnya. Idris mengaku, konsep monorel telah diajukan ke Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) untuk dikaji. Dia menegaskan, belum ada pembahasan detail mengenai wacana tersebut. "Kami baru berdiskusi saja dengan BPTJ, membahas masalah transportasi dan lalu lintas. Pada waktu yang bersamaan kami ajukan fisible studies monorel tersebut, untuk dikaji kembali," bebernya. Pemkot Depok mewacanakan membangun transportasi berbasis rel untuk mengatasi kemacetan. Proyek itu disebut bakal menelan Rp12 triliun untuk empat koridor. “Makanya ini kita konsep nanti akan ditawarkan ke investor, kalau mau didanain silakan,” bebernya.(rd)   Jurnalis : Rubiakto (IG : @rubiakto) Editor : Pebri Mulya (IG : @pebrimulya)

Tags

Terkini