AKSI DAMAI : Gerakan Masyarakat (Gemas) Sawangan Bojongsari melakukan aksi damai terkait penolakan masyarakat Sabojong mengenai RUU HIP dan menolak komunisme di kawasan Sawangan Permai, Kecamatan Sawangan, Jumat (17/07). FOTO : AHMAD FACHRY/RADAR DEPOKRADARDEPOK.COM, DEPOK – Gabungan Ormas dan DKM masjid se-Kecamatan Sawangan dan Bojongsari melakukan aksi unjuk rasa, di kawasan Sawangan Permai, Jumat (17/07).
Massa yang menaman diri Gerakan Masyarakat Sawangan Bojongsari (Gemas Sabojong) ini, menuntut dicabutnya Rancangan Undang-undang (RUU) Haluan Ideologi Pancasila (HIP) dari Program Legislasi Nasional (Prolegnas).
Khodim Majelis Darusaka, Syafrudin Albabakani mengatakan, aksi tersebut merupakan aksi simpatik yang lahir dari dorongan rasa kepedulian warga Sabojong, dalam mempertahankan kedaulatan Pancasila. Sebab menurut mereka, dengan hadirnya RUU HIP ini sangat berbahaya bagi keutuhan Pancasila.
“Menurut kami, ini (RUU HIP) adalah propaganda komunis untuk merubah Pancasila. Terutama dalam hal Ketuhanan Yang Maha Esa,” katannya.
Dia mengungkapkan, aksi ini mereka lakukan dengan mengadakan longmarch, mulai dari Masjid Ibadurahhman Sawangan, lalu ke Jalan Abdul Wahab, Jalan Raya Parung Bojongsari, Jalan Raya Sawangan.
“Kami juga melakukan orasi di Lapangan Terminal Terpadu Sawangan Permai,”bebernya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan, dalam aksi tersebut mereka meminta agar Pemerintah mencabut RUU HIP dari Prolegnas, dan juga menindak orang-orang yang berusaha mengubah ideologi negara.
“Siapapun yang ingin mengubah ideology negara, negara harus hadir. HTI dulu dibubarkan karena mau mengganti Pancasila, meskipun itu baru dugaan. Ini sudah jelas jelas membuat RUU untuk mengganti Pancasila,”terangnya.
Sementara itu, salah satu koordinator aksi, Jamaludin Marzuki mengatakan, dalam aksi tersebut turut dihadiri beberapa Ormas seperti FPI, Forkabi, dan Majelistaklim dan DKM Masjid yang ada di Sabojong.
“Peserta kali ini tidak begitu banyak mengingat persiapan kegiatan ini hanya dua hari,”tuturnya.
Dia menambahkan, pihaknya akan terus melakukan aksi sampai RUU HIP ini benar-benar dicabut dari Prolegnas.
“Kami akan terus bersuara, baik melalui mibar taklim, musala, hingga masjid, sampai tuntutan kami terpenuhi,” pungkasnya. (rd/dra)
Jurnalis : Indra Abertnego Siregar (IG : @regarindra)
Editor : Pebri Mulya