metropolis

Kreatifitas Didi Diarsa Adiana : Kirim Sampel Sepeda ke London dan Amsterdam (2)

Sabtu, 29 Agustus 2020 | 09:48 WIB
HEBAT : Didi Diarsa Adiana saat menunjukan sepeda hasil buatannya, di bengkelnya di bengkelnya yang berlokasi di Jalan Nangka RT4/5, Kelurahan Sukamaju Baru, Kecamatan Tapos. FOTO : LULU/RADAR DEPOK   Sepeda kayu yang dibuat oleh pria 45 tahun ini, selain memiliki berbagai bentuk yang unik, seperti ikan pesut, senjata khas daerah, hingga peta wilayah. Tetapi juga memiliki keunikan tersendiri, karena memadukan kecantikan alam dengan kecanggihan teknologi. Laporan : Lutviatul Fauziah RADARDEPOK.COM - Secara kasat mata, memang sepeda ini cukup keren. Cocok untuk mengikuti hype sepeda, yang saat ini kembali menjadi pilihan baik anak-anak, pemuda, hingga orang dewasa. Tetapi banyak yang tidak tahu. Ternyata proses pembuatan satu frame sepeda ini, memakan waktu yang tidak sebentar. Pria lulusan Geografi Universitas Negeri Jakarta (UNJ) bercerita, awal-awal menjalani usaha sepeda kayu, untuk satu frame bisa memakan waktu hingga satu bulan lamanya. Kayu karet tersebut pun, ditumpuk secara berlapis untuk menghasilkan ketebalan yang dibutuhkan, selain itu juga, membengkokan katu sesuai dengan frame yang diinginkan bukanlah yang mudah. Butuh keterampilan dan kesebaran yang cukup ekstra. Karena memang prosesnya cukup panjang dan terdiri dari beberapa lapis. Membengkokan kayu juga bukanlah hal yang mudah. "Waktu awal memang satu bulan hanya bisa satu frame, tetapi saat ini karena sudah tahu tekniknya, jadi dalam sehari bisa membuat lima sampai 10 frame, dengan empat pegawai yang kami miliki," bebernya. HEBAT : Didi Diarsa Adiana saat menunjukan sepeda hasil buatannya, di bengkelnya di bengkelnya yang berlokasi di Jalan Nangka RT4/5, Kelurahan Sukamaju Baru, Kecamatan Tapos. FOTO : LULU/RADAR DEPOK   Awal menjalani usaha juga, dirinya tidak langsung berani untuk produksi secara masal. Penjualan hanya ia beranikan dari mulut ke mulut saja, tetapi melihat responnya yang begitu luar biasa, ia mulai memberanikan diri untuk menjualnya melalui sosial media dan Cara memasarkan awalnya dari mulut kemulut, karena responnya makin bagus sekarang sudah ke sosial media dan e commerce. Tidak tanggung-tanggung, penjualannya tidak hanya di wilayah Jabodetabek saja, tetapi sudah merambah ke Kalimantan, Aceh, dan Medan. Bahkan, dirinya juga memberanikan diri untuk mengirim sampel ke London dan Amsterdam. Untuk harga yang ditawarkan juga, begitu masuk akal dan tidak akan bikin kecewa pembeli. Mulai dari Rp3,5 juta hingga yang menggunakan listrik yaitu Rp12 juta. Selain terlihat trendi, walaupun sepeda ini materialnya terbuat dari kayu tetapi tidak ada batasan berat badan untuk pengendaranya, karena sudah dijamin kekuatannya. (*)   Editor : Pebri Mulya

Tags

Terkini