BERJUALAN : Sejumlah pedagang sembako berjualan di salah satu pasar di Kota Depok. Mereka berusaha melayani pembeli dengan baik. FOTO : YUNIAR/RADAR DEPOKRADARDEPOK.COM, DEPOK – Memasuki pekan kedua September 2020, stok bahan pokok di Kota Depok masih terbilang aman. Hanya saja, untuk harga cabai merah keriting mengalami kenaikan. Dari semula Rp20 ribu per kilo menjadi Rp24 ribu per kilo. Sedangkan harga bahan pokok lainnya masih stabil.
Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Depok, Zamrowi menuturkan, meski ada kenaikan harga pada cabai keriting, tetapi ia memastikan stok bahan pokok secara keseluruhan masih aman.
“Kami hanya mengawasi perkembangan harga di toko modern dan pasar tradisional. Alhamdulillah stok sembako sampai saat ini masih cukup,” tutur Zamrowi kepada Radar Depok, Minggu (6/9).
Ia pun mengingatkan, agar masyarakat belanja secara wajar tidak berlebihan.
Salah satu ibu rumah tangga yang tinggal di Bedahan, Dewi Nastiti mengaku, sedih jika cabai merah keriting harganya naik di pasaran. Pasalnya, setiap kali memasak, Dewi sering memakai cabai merah keriting sebagai bumbu hampir di setiap masakannya, termasuk membuat sambal.
“Saya sedih kalau harganya mahal, kalau tidak beli cabai itu, masakan jadi kurang sedap,” kata Dewi kepada Radar Depok.
Tidak hanya Dewi, Laura Siske Tumbol, warga pendatang dari Manado mengatakan, kenaikan cabai merah keriting meski hanya 20 persen bagaikan bencana besar bagi pecinta masakan pedas.
“Kalaupun terus naik, mungkin ke depannya saya bakal lebih sering pakai bubuk lada saja,” ujarnya.
BERJUALAN : Sejumlah pedagang sembako berjualan di salah satu pasar di Kota Depok. Mereka berusaha melayani pembeli dengan baik. FOTO : YUNIAR/RADAR DEPOK
Sementara itu, Kepala UPT Pasar Tugu, Ikhwan Suryadin menyebutkan, adanya kenaikan harga cabai keriting dikarenakan mengikuti harga pasokan.
“Selain di Pasar Tugu, ada perbedaan harga juga di beberapa pasar. Misalnya di Pasar Kemiri, harga cabai merah keriting di sana Rp23 ribu, tapi harga di warung-warung sudah Rp26 ribu–Rp28 ribu,” singkatnya. (rd/cr1)Jurnalis : YuniarEditor : Pebri Mulya