metropolis

Mengenal Dimsum Si Ogud Milik Silvia : Penjualan Hingga Jawa-Bali, Sehari Laku 3.000 Pis (2)

Kamis, 1 Oktober 2020 | 09:45 WIB
BANYAK DIPESAN : Dimsum Si Ogut sedang dipromosikan salah satu tokoh nasional. FOTO : ISTIMEWA   Di tengah pandemi Covid-19 usaha makanan camilan ternyata mampu bertahan. Bahkan, pasarannya hingga tembus ke daerah. Seperti yang dialami Silvia Maharani Dewi selaku pemilik usaha kuliner Dimsum Si Ogud. Laporan : Indra Abertnego Siregar RADARDEPOK.COM - Silvia Maharani mengajak berkeliling dapur produksi Dimsum Si Ogud miliknya. Di sana tampak tiga orang karyawannya sedang mengepak dimsum ke sebuah kemasan setelah selesai dimasak. Sambil berkeliling, Silvia mengatakan, rasa syukurnya kepada Sang Khalik yang sudah memberkahi usaha dimsumnya tersebut, sehingga bisa berkembang saat ini. "Alhamdulillah dari usaha iseng-iseng sampai bisa membuka lapangan pekerjaan bagi tiga orang karyawan saya," ucap perempuan berkerudung hitam ini. Meski demikian dia mengaku, dunia usaha tidak lah selalu mulus. Terkadang dia kerap menemui beberapa kendala dalam penjualan dan naik turunya pesanan. Tapi, semuanya dilewati dengan rasa syukur dan tidak mengeluh yang berkepanjangan. Bahkan, di tengah situasi pandemi Covid-19 saat ini. Usahanya masih bertahan dan cenderung mengalami peningkatan. Dia mengungkapkan, selalu menerima pesananan dimsum sebanyak 3.000 pis per hari untuk dikirim ke berbagsi derah di Jabodetabek hingga Jawa-Bali. BANYAK DIPESAN : Dimsum Si Ogut sedang dipromosikan salah satu tokoh nasional. FOTO : ISTIMEWA   Bahkan, ucapnya, pada hari-hari tertentu pesanan Dimsum miliknya bisa mengalami kenaikan pesanan hingga tembus 6.000 pis sehari, tergantung permintaan dari reseller. “Dimsum Si Ogud pasarannya sudah ke daerah Palembang, Jawa dan Bali. Kalau untuk Depok dan sekitarnya juga banyak pemesan, karena sudah memiliki pelanggan,” ujarnya. Selain itu, lanjut dia, pasarannya bisa melalui jaringan online karena banyak kawan, kerabat dan lainnya dari Group WhatsApp yang memesan. Dari penjualan tersebut dia bisa meraup omzet sebesar Rp60 juta per bulan. “Pendapatan ini belum dipotong ongkos produksi, serta pembayaran gaji untuk para karyawan,” terangnya. Di masa pandemi Covid-19, sejak Maret hingga sekarang ini, meski mengalami fluktuatif namun boleh dikatakan masih bagus pasarannya. Artinya, usaha ini masih eksis di tengah Covid-19. Bahkan dia kini mengembangkan usaha minuman jahe untuk menjaga imunitas tubuh, sehingga tubuhnya selalu sehat. Selain itu, dia membuat Cireng namun sambalnya bukan rujak seperi yang dijual dipasaran, tetapi chili oil. "Justru di situasi seperti ini kita dituntut untuk lebih kreatif dalam berusaha," tandasnya. (*)   Editor : Pebri Mulya

Tags

Terkini