Kepala Dinkes Kota Depok, Novarita
RADARDEPOK.COM, DEPOK - Santernya kasus warga Depok yang meninggal saat berada di taksi online menderita gejala Covid-19, jadi perhatian Dinas Kesehatan (Dinkes) Depok. Apalagi, kabarnya warga ini meninggal setelah ditolak 10 Rumah Sakit (RS) di Depok.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Depok, Novarita mengaku, hal tersebut masih ditelusuri kebenarannya, dan dicari tahu siapa pasiennya. “Saya minta bantuan kalau ada yang tahu, masih kami telusuri,” tuturnya kepada Radar Depok, Minggu (17/01).
Karena pihaknya masih menelusuri, Novarita belum bisa bicara kapan kejadian tersebut terjadi. Dan menurutnya, masih perlu diluruskan. Yang bersalah pihak RS atau pasiennya. “Untuk evaluasi, itu pasti. Namun, harus tetap ditelusuri bagaimana kronologinya,” jelas dia.
Menurutnya, hal yang harus dilakukan apabila ada pasien, RS sebaiknya menyampaikan kemampuan dan ketidakmampuannya. Misal, seperti tidak adanya bed atau tidak adanya alat bantu. Kemudian, dari pasien juga harus bertanya terlebih dahulu kepada RS, jangan hanya karena penuh, langsung berpindah ke RS.
“Pasien tidak mencari info lagi, jadi malah memilih ke RS lain. Kemungkinan seperti itu. Jadi intinya, harus ada komunikasi antara RS dan pasien,” bebernya.
Novarita menyarakan, agar tidak terjadi kejadian seperti ini lagi, masyarakat diharapkan melakukan pencegahan agar tidak sakit. Dan kalau bisa, sebelum penyakitnya parah, bisa lebih dini ke RS agar diberikan pelayanan.
“Artinya, dalam kondisi pandemi sekarang, kalau sudah parah pasti perlu peralatan yang lebih rumit dan tidak semua RS punya alatnya,” ucapnya.
Dia juga mengaku, RS saat ini sudah dalam keadaan full. Bahkan, tidak hanya Kota Depok yang mengalami hal ini. Pasti ada daerah-daerah lain. Karena memang kondisi pandemi ini yang membuat RS penuh.
Menanggapi hal ini, Anggota Komisi D DPRD Kota Depok, Imam Turidi mengatakan, sebagai wakil rakyat ada empat poin yang ingin disampaikan dan semoga bisa direalisasikan. Yaitu, terkait penambahan ambulan di tingkat kelurahan.
“Atau minimal perkecamatan saja, kalau tidak bisa perkelurahan. Ambulannya juga sesuai standar penanganan Covid-19. Bukan ambulan siaga. Beserta crewnya, seperti sopir dengan APD lengkap,” tuturnya.
https://www.youtube.com/watch?v=cajQFl6Nua0
Kepala Dinkes Kota Depok, Novarita
Kemudian, diharapkan Pemkot Depok bisa menyiagakan RS darurat Covid-19 di Depok, dari hasil kerjanya. Dan merekrut tenaga perawat yang berkompeten. Serta memperbaiki hulunya, yaitu 5M. Mencuci tangan, menggunakan masker, mencuci tangan, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas.
“Bahkan, kalau perlu gunakan RS yang mangkrak. Kemarin juga sempat ramai dibicarakan tentang RS itu. Daripada menggunakan hotel, lebih baik gunakan yang memang berpeluang bisa digunakan,” jelasnya.
Dia berharap, agar poin-poin tersebut bisa direalisasikan, sebagai wujud bahwa pemkot hadir lebih maksimal. Dan bisa meminimalisir terjadinya pelayanan yang kurang maksimal.
“Semoga tidak ada lagi kejadian-kejadian yang merugikan bagi para pasien seperti ini,” pungkasnya. (rd/dis)Jurnalis : Putri DisaEditor : Pebri Mulya
https://www.youtube.com/watch?v=cajQFl6Nua0