metropolis

Lebih Dekat dengan Sativa Trimaraeni (1) : 2019 Cetuskan Ruang Baca Sarang Buku (Ruba Sabu)

Senin, 12 April 2021 | 09:00 WIB
RADARDEPOK.COM - Konsistensi kepedulian terhadap minat baca dalam dunia literasi di era digital seperti sekarang ini, seperti mencari jarum dalam jerami. Sangat sulit ditemukan. Apalagi, jika menggerakan ide dari 0 untuk generasi penerus bangsa. Hal itu tidak berlaku bagi Sativa Trimaraeni. Laporan: Daffa Andarifka Syaifullah Malam minggu kemarin berbeda dari biasanya. Entah mengapa terlihat sepi, tidak seperti biasa ramainya lalu lalang warga sekitar. Mungkin karena beberapa hari lagi memasuki bulan ramadan. Di suatu tempat makan dibilangan Jalan Sono Keling, RW22 Kelurahan Baktijaya, Kecamatan Sukmajaya, ada sosok perempuan cantik dengan balutan hijab berwarna hijau. Ya, dia Sativa Trimaraeni. Kendati terbilang masih sangat muda yakni 21 tahun, tetapi semangatnya untuk mengembangkan budaya membaca di masyarakat sangat menggebu gebu. Semenjak menginjak awal pendidikan tinggi di salah satu perguruan tinggi swasta. Sativa panggilannya, memang terbilang cukup aktif kontribusinya dalam organisasi kepemudaan di lingkungan. Semakin hari, dia merasa bosan dengan kegiatan yang itu-itu saja. Ingin mencoba pengalaman baru. Bersama dua kawannya, tercetus sebuah wadah untuk mengajak anak-anak dan orang tua dalam sebuah interaksi yang komunikatif dan edukatif. Tepat pada 2019 berlokasi di Taman Merdeka, mereka mencetuskan Ruang Baca Sarang Buku (Ruba Sabu) yang diadakan setiap minggu. Ratusan buku tersedia disana. Namun, tidak semua buku yang digelar. Hanya beberapa saja, maklum keterbatasan personel dan juga tenaga. Mereka menggelar lapak taman baca bermodalkan banner bekas dengan tumpukan buku disusun rapi. "Awal buka tuh sepi banget, malah kita dikira sama orang-orang tuh jualan buku, padahal ada tulisan "baca buku gratis"," kata Sativa dengan suara khas agak sember. Berminggu-minggu sepi peminat. Sativa dan kawannya tak kehabisan akal. Dia mencoba cara lain dengan melakukan pendekatan persuasif. Orang tua yang sedang mendampingi anaknya bermain, mereka hampiri. "Awalnya tuh malu banget. Datangin satu persatu kan orang tua yang bawa anaknya. Kita kenalan lalu sosialisasi kalau kita ada program membaca buku bersama, dan games. Nah dari situ mulai ramai Ruba Sabu," bebernya. Setelah berhasil menggaet peminat, Ruba Sabu juga acapkali berpindah pindah lokasi. Memang, tujuan hadirnya Ruba Sabu ini untuk menciptakan taman baca di setiap RW khususnya di Kecamatan Sukmajaya. Melihat potensi aktif dari Ruba Sabu, sejumlah bantuan pun datang. Seperti Kotak Literasi Cerdas (Kolecer) dari Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (Diskarpus) Kota Depok yang berada di RW19 Baktijaya. "Sebetulnya anak-anak itu butuh wadah mereka berkreasi. Kadang sedih ngeliat di suatu taman sekedar menggambar saja harus bayar. Dan tidak semua orang tua ekonominya mampu," ungkapnya. Hingga saat ini, taman baca menjadi prioritasnya Sativa setiap minggu. Seiring didapati olokan dan cibiran dari kawan sebayanya, lantaran tak punya waktu luang untuk bermain bersama. Tapi, dia tidak ambil pusing dan menganggap itu hanya sebatas angin lalu. "Kadang ada beberapa yang begitu. Namanya juga panggilan dari hati, ini tuh sebagai obat aku dan kontribusi untuk wilayah daripada main hape tiktokan gajelas. Yang penting untuk generasi penerus di masa mendatang," tutupnya. (bersambung) Editor : Fahmi Akbar 

Tags

Terkini