Mengenal Komunitas Dongeng Lagi Dong (2) RADARDEPOK.COM, Mendongeng merupakan salah satu tradisi nenek moyang yang semakin lama bisa hilang jika tidak ada yang menggiatkan. Untungnya, Resha dan kawan-kawan komunitas Dongeng Lagi Dong terus menyosialisasikannya, sehingga tradisi tersebut tidaklah pudar. Laporan: Putri Disa Kiftiani Setelah menemukan nama untuk komunitas, Dongeng Lagi Dong semakin terkenal namanya di kalangan masyarakat Kota Depok. Bahkan, sering kali nama Dongeng Lagi Dong dipanggil untuk bekerjasama dengan Pemkot Depok. Kegiatan sosial yang dijalani Resha dan teman-teman lainnya membawa keberkahan tersendiri, salah satunya Resha. Rezeki yang didapatnya semakin berkah, bukan tentang nominal atau uang, rezeki yang menurutnya selalu hadir disekelilingnya adalah dipertemukan dengan orang-orang baik, dan masyarakat yang mau belajar serta menggiatkan dongeng. Dongeng Lagi Dong semakin terstruktur pada 2018, tepatnya lebih rutin mengadakan kegiatan pelatihan dongeng, biasanya dilaksanakan sekali dalam satu bulan. Kegiatan latihan dongeng pada awalnya tidak dipungut biaya, namun menurut Resha sesuatu yang tidak dipungut biaya terkadang dijadikan semena-mena bagi sebagian orang. Tidak dengan maksud merendahkan, Resha dan teman-teman akhirnya mengumpulkan donasi sukarela dari setiap kegiatan latihan dongeng. Uang tersebut disimpan di kas komunitas, yang bisa digunakan untuk kebutuhan giat sosial. Para peserta yang ikut juga ternyata tidak keberatan dengan adanya hal tersebut. Namun, sayangnya seiring berjalannya waktu, kegiatan Dongeng Lagi Dong terpaksa sempat mandek, karena adanya pandemi Covid-19. Hal itu tidak menurunkan semangat teman-teman Dongeng Lagi Dong dalam menggiatkan latihan mendongeng. Resha akhirnya mencari cara berinovasi di tengah pandemi Covid-19. Bahkan, setelah pandemi Covid-19 berada di tengah masyarakat selama satu tahun lebih, Dongeng Lagi Dong sudah mulai terbiasa mengadakan kegiatan latihan mendongeng dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. (bersambung)   Jurnalis: Putri Disa Editor: M. Agung HR