RADARDEPOK.COM, DEPOK – Limbah medis ditemukan berserakan di lokasi pembuangan sampah SMKN 1 Depok, Kelurahan Cimpaeun, Kecamatan Tapos, Senin (26/7). Hal itu disampaikan Kepala UPTD Puskesmas Cimpaeun, Siti Amalia. Selaku pelaksana vaksinasi yang berlangsung pada 14 Juli lalu.
"Ini akan menjadi evaluasi bagi kami untuk lebih cermat lagi agar tidak ada sampah medis yang tertinggal," terang Amalia.
Menurutnya, usai pelaksanaan vaksinasi sampah telah diangkut mobil Satpol PP untuk diangkut ke kantor kecamatan, sebab itu sudah menjadi prosedur pembuangan sampah medis.
"Memang setiap pelaksanaan, kami petugas harus memastikan kalau usai pelaksanaan sampah sudah dipastikan terbuang sesuai aturan," jelasnya.
Sebelumnya, puskesmas berkolaborasi dengan pemerintah setempat serta SMKN 1 Depok melaksanakan vaksinasi untuk 1.697 warga Kelurahan Cimpaeun pada 14 Juli lalu. "Iya kami sebelumnya vaksin tahap pertama dengan jumlah 1.697 peserta," katanya.
Dari informasi yang dihimpun dari warga setempat, pada 11 Agustus mendatang akan melaksanakan vaksinasi tahap kedua. Limbah medis yang pertama diketahui oleh warga setempat serta penjaga sekolah dengan jumlah yang banyak. Wargapun membakar limbah medis, berupa sepaket alat suntik lengkap dengan jarum yang masih tertancap atau sudah terpisah.
Terpisah, Lurah Cimapeun, Hidayat menuturkan bahwa terkait pelaksanaan dunia kesehatan tanggung jawab diemban Puskesmas, sehingga pihaknya hanya sebatas memberi pendampingan pelaksanaan.
"Memang ini ranahnya puskesmas, karena kesehatan. Tapi kami selalu berikan pendampingan dan bergerak membersihkan segera sisa sampah medis," papar Hidayat kepada Radar Depok di lokasi.
Namun, dengan tegas dirinya mengaku bahwa sampah medis tersebut sebenarnya telah dibawa petugas dengan mobil Satpol PP, dan ada beberapa bukti foto petugas membawa kumpulan sampah medis. "Saya ada buktinya kalau memang sudah dibuang, tapi mungkin ini yang tercecer, sisanya," tuturnya.
Sementara itu, Anggota DPRD Dapil Tapos Cimanggis, Rudi Kurniawan mengatakan, sangat menyayangkan kejadian tersebut, yang tentunya dapat membahayakan warga setempat, terutama anak-anak. "Kejadian ini tidak boleh terulang. Harus lebih hati-hati dalam bekerja," tandasnya. (rd/arn)Jurnalis: Arnet KelmanutuEditor: M. Agung HR