metropolis

Prevalensi Stunting Kota Depok Capai 4,7 Persen

Senin, 22 November 2021 | 21:28 WIB

RADARDEPOK.COM, DEPOK - Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Kota Depok melaunching program Depok Sukses Bebas Stunting Mewujudkan Kota Ramah Anak (D'Sunting Menara) untuk menciptakan generasi penerus bangsa yang cerdas di masa depan. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Depok prevalensi stunting mengalami penurunan pada Februari 2021 menjadi 4,7 persen atau ada 4.923 dari 102.815 balita stunting.


Ketua TP-PKK Kota Depok, Elly Farida menjelaskan menurut Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021, stunting merupakan gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang. Yang ditandai dengan tinggi badan yang berada di bawah standar yang ditetapkan oleh menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan dibidang kesehatan.


"D’Sunting Menara adalah sebuah harapan yang berangkat dari keprihatinan dan kepedulian. Kemudian di sinilah program ini hadir selama satu tahun dengan evaluasi nantinya setiap tiga bulan sekali," ujarnya kepada Radar Depok, Senin (22/11).


Elly merinci, nantinya setiap Pokja PKK memiliki peran dalam D’Sunting Menara. Pokja I dengan kegiatan “Gercep Canting Cantik” yang merupakan Gerakan Cepat Cegah Stunting Bersama Tutor Keluarga dan “Kawan Kasih” yang merupakan Kunjungan Keluarga Rawan dengan Tanda Kasih.


Kemudian, Pokja II dengan “Dora Masa Kini” yang merupakan kegiatan Dongeng Orang Tua Agar Gemar Makanan Sehat untuk Menghindari Stunting Anak Usia Dini, serta adanya upaya peningkatan pendapatan keluarga dengan pelatihan keterampilan bagi keluarga stunting, Pokja III dengan kegiatan ‘Mpok Sukma Bawa Canting’, yaitu masyarakat Depok suka makanan B2SA dalam rangka cegah stunting, serta Depok bebas buang air besar sembarangan. Terakhir Pokja IV yang akan dibawahi oleh Posyandu dengan kegiatan ‘Ocan Bananas’, yaitu Ojek Cantik Membawa Makanan Balita Stunting.


"Kami berkolaborasi dengan Perangkat Daerah (PD) dan Stakeholder lainnya agar program ini berjalan dengan lancar. Dilakukan secara bertahap, untuk daerah pertama yaitu Kelurahan Pondok Petir, Kecamatan Bojongsari yang menempati peringkat tertinggi (kasus stunting," bebernya.


Sementara itu, Walikota Depok, Mohammad Idris mengatakan, peran serta seluruh Perangkat Daerah (PD) dan stakeholder yang termasuk dalam Program tersebut sangatlah penting untuk menekan angka stunting. Maka dari itu, dia meminta seluruhnya untuk berkomitmen bersama.


"Cerdas dalam segala aspek fisik, otak, mental, dan spiritualnya. Tentunya hal ini bagian dari usaha kita semua wujudkan anak Depok melalui pencegahan dan penanganan stunting berbasis kemandirian keluarga," katanya.


Sekedar informasi, menurut data Dinas Kesehatan Kota Depok Agustus tahun 2020 ada 5.718 dari 107.710 balita atau 5,3 persen anak mengalami stunting. Jumlah ini mengalami penurunan pada Februari 2021 menjadi 4,7 persen atau ada 4.923 dari 102.815 balita stunting, masih di bawah target Renstra 2021 sebesar 4,83 persen. (rd/daf)


Jurnalis : Daffa Syaifullah


Editor : Junior Williandro

Tags

Terkini