metropolis

Lebih Dekat dengan Dede Sahlan, Pelopor Urban Farming (3-Habis) : Ketua Kompos, Ingin Jalankan Program Petani Milenial

Rabu, 23 Maret 2022 | 22:49 WIB
RESMIKAN POKDAKAN : Wakil Walikota Depok, Immam Budi Hartono, sedang mereskimkan Pokdakan ikan lele kolam di Kecamatan Limo.

Kesuksesan Dede Sahlan dalam menerapkan konsep urban farming, serta latar belakangnya sebagai ahli pertainian lulusan Institut Pertanian Bogor (IPB), membuatnya dipercaya untuk menahkodai sebuah komunitas petani besar di Depok.


Laporan : Indra Abertnego Siregar


RADARDEPOK.COM, Seiring dikenal luasnya program pertanian urban farming yang diprakarsai Dede Sahlan, dia dipercaya sebagai ketua komunitas pertanian bernama Komunitas Petani Depok Sejahtera (Kompos). Tentunya pemilihan tersebut dilakukan lewat proses demokrasi di internal anggota.


Alhamdulillah saya sudah satu tahun menjabat sebagai Ketua Kompos,” kata Dede.


Kompos merupakan wadah silaturah beberapa komunitas atau kelompok tani yang ada di Depok, seperti kelompok tani (Poktan) kelompok budidaya ikan (Pokdakan) dan kelompok peternak (Poknak).


Ada sembilan kelompok yang berada di bawah naungan Kompos,” ucapnya.


Untuk Poknak, dia sangat antusias dalam mendukung perkembangan Poknak budidaya maggot yang berlokasi di Kelurahan Tirtajaya, Kecamatan Sukmajaya. Maggot bukan hewan konsumsi ataupun hewan hias, akan tetapi memiliki manfaat yang besar bagi kehidupan masyarakat.


Maggot sangat bermanfaat dalam upaya pengurangan sampah organik. Selain itu maggot juga bisa menjadi pakan ternak, seperti ikan dan unggas,” tuturnya.


Selai maggot, dia juga sedang fokus membantu mendorong kemajuan kelompok budidaya ikan lele kolam terpal, yang sedang berjalan di Kecamatan Limo. Bahkan saat peresmian kelompok tani ikan lele ini, Wakil Walikota Depok, Imam Budi Hartono hadir langsung untuk meresmikannya.


Total ada lima kolam lele baru yang dibuat di Kecamatan Limo,” ungkapnya.


Dia menambahkan, selain kemajuan kelompok tani yang ada di bawah naungan Kompos, saat ini dia sedang konsen untuk mengagas program petani milenial. Program ini lahir dari keresahannya akan kondisi regenerasi petani yang semakin surut tiap tahunnya.


Regenerasi petani sesuatu yang sangat penting untuk segera ditangani,” bebernya.


Dia memperkirakan, jika petani milenial tidak segera digaungkan, dikhawatirkan 10 – 20 tahun ke depan petani akan hilang dari Indonesia.


Petani sekarang kan banyak yang sudah tua, karena itu isu regenerasi harus menjadi isu strategis. Kalau tidak, kemungkinan Indonesia sebagai negara agraris akan sepenuhnya impor bahan pangan,” tutupnya. (*)

Halaman:

Tags

Terkini