RADARDEPOK.COM, DEPOK - Meski harga sejumlah komoditas pangan berangsur-angsur turun, pengunjung pasar di Kota Depok masih mengeluhkan harga cabai dan bawang yang masih terbilang tinggi.
Kepala Bidang Perdagangan pada Dinas Perdagangan dan Perindustrasian (Disdagin) Kota Depok, Sony Hendro Prajoko menuturkan, ketidakpastian harga cabai dan bawang yang terjadi di sejumlah pasar itu kemungkinan diakibatkan, gagal panen dari daerah produsen.
"Informasi yang kita dapatkan dari Pasar Induk, Jakarta karena adanya gagal panen, faktor hujan," ungkapnya kepada Radar Depok, Rabu (27/7).
Menurut dia, curah hujan deras yang terjadi disejumlah wilayah produsen itu memang sangat berdampak pada kenaikan harga. Sebab, gagal panen mengakibatkan pasokan barang tersebut berkurang dipasaran.
"Karena, memang yang sedang mengalami kenaikan itu cabai dan bawang sehingga mengurangi pasokan cabai dan bawang yang ke Pasar Induk, Jakarta," terang Sony.
Sony menuturkan, pasokan komoditas pangan di Kota Depok didapati dari Pasar Induk, Jakarta. Mengingat, kota sejuta belimbing ini tidak memiliki lahan pertanian untuk komoditas tersebut.
"Kan kita tidak punya lahan pertanian, kita impor dari pasar induk," ungkapnya.
Misalnya, kata dia, bawang merah yang biasa diambil dari Pasar Induk berasal dari wilayah Brebes, Jawa Tengah. Kemudian, ada juga daerah lainya dengan berbagai hasil buminya yakni Tegal, Cianjur, Bogor dan sejumlah wilayah di Pulau Jawa yang mungkin saja juga mengalami gagal panen.
"Nah gagal panen itu mengurangi pasokan cabai dan bawang ke pasar sebanyak 30 persen sehingga, berdapmak juga pada jumlah pasokan yang masuk ke pasar-pasar di Depok," beber Sony.
Kendati demikian, Sony berujar, ada sjeumlah item komditas pangan yang justru mengalami penurunan harga. Misalnya, daging sapi dan minyak goreng curah.
"Gula pasir juga ada kenaikan tapi cuma sedikit, hanya Rp100 perak. Migor yang curah turun, daging sapi turun," tandasnya. (rd/ger)
Jurnalis : Gerard Soeharly
Editor : Junior Williandro