RADARDEPOK.COM, DEPOK - Mantan Wakil Walikota Depok, Pradi Supriatna angkat bicara soal fenomena Sudirman, Citayam, Bojong Gede, Depok (SCBD) atau Citayam Fashion Week pada salah satu garis penyebrangan atau zebra cross di Jalan Sudirman, Kawasan SCBD, Jakarta Selatan.
"Ini kan terjadi pada siapa saja dalam kategori usia-usia remaja ya, dalam rangka mencari jati diri, dalam rangka katanya mencari pengakuan. Nah itu kan bahasa-bahasa umum, sesungguhnya mereka adalah anak-anak yang ingin berkreasi, berekspresi, mencari tempat untuk bisa datang bercengkrama, bertemu dengan teman-teman sebayanya," ungkapnya kepada Radar Depok, Kamis (28/7).
Menurut Pradi, alun-alun di Kota Depok dapat menjadi salah satu atau bahkan satu-satunya destinasi dari sekelompok remaja tersebut. Asalkan, harus ada transportasi penunjang yang membuat mereka tidak kesulitan ketika ingin berkunjung kesana.
"Saya pikir sangat-sangat berpeluang untuk dijadikan tempat anak-anak Depok adu kreativitas, termasuk fesyen. Kan ada itu disana kayak semacam panggung terbuka disitu, pemerintah hanya dalam pengelolaannya masalah waktu, masalah alat pendukung lainnya, tranportasi publiknya, yang mudah, murah nah itu yang harus dipasarin ya," sebutnya.
Sejauh ini, ungkap dia, fasilitas yang tersedia di alun-alun Kota Depok dianggap telah memadai. Misalnya, ada sarana panjat tebing, fasilitas publik, sepeda, rollercoaster dan basket. "Kendalanya yang saya liat di transportasi, karena memang yang terlihat menumpuk ya karena kendaraan pribadi," ucap Pradi.
Sewaktu menjabat Wakil Walikota Depok, kata Pradi, dia sempat berencana mengadakan angkutan terbuka yang melintasi alun-alun Kota Depok. Adapun, wacana itu diserap langsung dari negeri gajah putih, Thailand.
"Jadi dia tidak berhenti dari ujung ke ujung, terus muter lagi ke Margonda, Balaikota, UI dan lewat alun-alun itu sebenarnya pernah saya rencanakan, sudah di desain dengan bis yang angkutan terbuka, ramah lingkungan dan murah," ujarnya.
Selain itu, Pradi menyoroti, aksi youtuber sekaligus artis, Baim Wong yang melakukan pengajuan Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) atas Citayam Fashion Week. Dia menilai, tindakan tersebut sudah baik adanya namun, ada beberapa hal yang harus digaris-bawahi. "Nah, kembali lagi ke Mas Baim, kalau dari sisi kemampuan beliau untuk tertarik atau terpanggil membantu anak-anak ini saya apresiasi. Tapi, dilakukan secara private. Mereka dilatih, diajarkan menjadi seorang profesional dan bisa nanti juga ditularkan ke daerah-daerah lain," tuturnya.
"Nah, inilah sebuah peluang yang ditangkap Mas Baim dengan holdingnya saya lihat dari sisi kacamata positif ini bagus dengan cacatan, anak-anak ini didukung dengan kemampuannya entah apa jadi peragawan atau peragawati dibawah naungan holdingnya Mas Baim itu bagus," tuturnya.
Dia menyarankan Baim Wong, agar menyediakan fasilitas berupa tempat untuk anak-anak tersebut menunjukan kretifitasnya. Kemudian, mengadopsi anak putus sekolah dan tidak mampu. "Sisi itu yang saya apresiasi, diadopsi dijadikan anak-anak profesional yang akhirnya mampu mandiri nanti kedepannya," saran Pradi.
Menurut Pradi, jika Baik Wong mendaftarkan HAKI namun, tidak menyediakan tempat. Maka, tidak akan ada solusi dari persoalan yang anak-anak tersebut hadapi seperti putus sekolah, kehabisan ongkos, hingga tidur disembarang tempat.
"Ini kan jadi beda, tujuannya kan kumpul anak-anak disana ya sampai sekarang fenomenal dan pada akhirnya mau tidak mau pemerintah harus turun tangan soal ketertiban, masalah kerumunan, karena sekarang masih pandemi kemudian masalah lain, sampai ada yang ketinggalan kereta," tutupnya. (rd/ger)
Jurnalis : Gerard Soeharly
Editor : Junior Williandro