RADARDEPOK.COM, DEPOK - Wakil Walikota Depok sekaligus Ketua Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Depok, Imam Budi Hartono, mengikuti rapat kordinasi Pengendalian Inflasi Daerah yang turut dihadiri Mendagri dan Menko Marves.
"Negara-negara didunia sekarang mengalami inflasi yang cukup tinggi dan beberapa negara mengalami inflasi yang menyebabkan terjadinya krisis sosial ekonomi, lalu menjadi krisis keamanan dan sampai krisis politik," kata Imam Budi Hartono kepada Radar Depok, Rabu (31/8).
Menurut Imam Budi Hartono, ada dua faktor yang mempengaruhi terjadinya inflansi saat ini yakni pandemi Covid-19 yang meluluhlantahkan perekonomian dan kesehatan serta perang Rusia-Ukraina yang berdampak pada perekonomian Indonesia, termasuk naiknya harga minyak bumi.
"Seperti di Srilanka dengan ditandai jatuhnya Pemerintah yang sedang berkuasa," terang Imam Budi Hartono.
Imam Budi Hartono mengungkapkan, pergerakan Inflasi Nasional di bulan Juli 4, 94%, angka ini sudah melebihi dari target yang ditetapkan pemerintah yaitu 3 ± I.
"Arti angka inflasi tidak boleh melebihi angka atas 4 dan tidak boleh dibawah 2. Komponen yang mempengaruhi adalah bahan makanan 10,88 dan energi 5,02. Komoditas yang meningkat harganya seperti cabe merah, bawang merah, tiket pesawat, bahan bakar RT, dan bensin perlu segera diturunkan dan dijaga pasokannya," papar Imam Budi Hartono.
Imam Budi Hartono membeberkan, ada 67 Kota/Kabupaten yang inflasinya tertinggi se Indonesia. Di Jawa Barat Tasikmalaya 5,18 %. Penyebab Utama = Cabe merah, bawang merah, telur, rokok, Ikan tongkol, tiket pesawat, Gas LPG 3 kg.
"Inflasi Kota Depok di bulan Juli sebesar 4,59% cukup tinggi walaupun masih dibawah Nasional. Beberapa komoditas yang mempengaruhi terjadinya inflasi di Depok, antara lain cabai merah, telur, dan bahan bakar LPG 3 kg," tutur Imam Budi Hartono.
Komoditas tersebut, kata Imam Budi Hartono, merupakan bahan yang paling banyak dikonsumsi masyarakat. Inflasi akan berpengaruh terhadap angka kemiskinan. Karena itu, Imam Budi Hartono menganjurkan sejumlah upaya agar dapat menekan inflansi tersebut.
"Kita bisa menanam cabai disetiap rumah, sehigga tidak perlu lagi membeli cabe dipasar. Sesuai hukum ekonomi jika permintaan berkurang makan harga akan menurun. Hebat memang orang Depok pada suka sambel," pinta Imam Budi Hartono.
Selain itu, sebut Imam Budi Hartono, ada operasi Pasar untuk menstabilkan harga barang komoditi yang sedang naik. Seperti beberapa bulan lalu kenaikan harga minyak goreng. Selain itu, dia meminta masyarakat untuk ramah menggunakan energi.
"Diantaranya mengganti bahan bakar fosil ke bahan bakar atau energi yang baru dan dapat diperbarukan, seperti energi listrik, energi surya, dan lain-lain. Kita juga bisa menghemat pemakaian energi, dengan bersepeda misalnya, atau berjalan kaki, atau menggunakan transportasi publik," beber Imam Budi Hartono.
Lebih lanjut, Imam Budi Hartono menerangkan, kendaraan bahan bakar fosil atau bbm akan digantikan oleh kendaraan listrik yakni Mobil listrik dan motor listrik.
"Saya mengajak kepada seluruh masyarakat Kota Depok, terutama para ASN Kota Depok untuk melakukan gerakan menanam cabe di rumah dan mengajak warga untuk melakukan hal sama. Semoga Inflasi Kota Depok bulan berikutnya bisa lebih turun dan perekonomian Depok lebih sehat," tandas Imam Budi Hartono. (rd/ger)