metropolis

PT Karabha Digdaya Bantu Warga Cimpaeun Buat Rumah Maggot

Rabu, 19 Oktober 2022 | 10:45 WIB

RADARDEPOK.COM  - Walikota Depok Mohammad Idris meresmikan Rumah Maggot di Kelurahan Cimpaeun, Kecamatan Tapos. Adapun, rumah maggot itu salah satu inovasi untuk mengurai sampah organik.

"Wilayah lain sebenarnya sudah lama kita dorong untuk mereka berinovasi untuk pengelolaan sampah seperti masang mesin insinerator itu sebenarnya sudah ada dibeberapa RW, Sawangan ada cuma itu ciptaan masing-masing," ungkapnya kepada Radar Depok, Selasa (18/10).

Idris menjelaskan, Pemerintah Kota (Pemkot) Depok mengapresiasi kepedulian masyarakat maupun instansi yang menunjukan kepeduliannya terhadap persoalan sampah di Kota Depok seperti yang dilakukan pemilik Rumah Maggot yang bekerja sama dengan PT Karabha Digdaya.

"Makanya kedepan bisa kita kolaborasi, tadi antara dunia akademisi, dunia pengusaha, pengusaha ada macam-macam ada perbankan, properti, perusahaan-perusahaan, pabrik-pabrik sebagainya. Pemerintah sebagai fasilitator dan pelaku-pelaku yang punya perhatian dan kepedulian kepada persoalan sampah di Kota Depok," tuturnya.

Kepada pemilik Rumah Maggot, dia berpesan, agar tidak mudah menyerah dalam menjalankan usaha. Sebab, banyak hal besar yang dimulai dari kecil pada awalnya. Begitupun dengan usaha Rumah Maggot yang dikelola, Suhanda.

"Saya bilang tadi sama Pak Suhanda, sesuatu yang tinggi itu harus dari yang rendah," ucap Idris.

Dalam kesempatan itu, Idris turut memberikan apresiasinya terhadap PT Karabha Digdaya yang menunjukan kepeduliannya terhadap persoalan sampah di Kota Depok.

"Sebelumnya saya mengucapkan selamat atas milad yang ke-33 dan terima kasih atas inisiatif dari PT Karabha Digdaya. Seperti yang kita ketahui, sampah ini adalah masalah bersama. Bahkan pada musim hujan seperti yang sekarang kita rasakan, sampah kerap membuat masalah lanjutan seperti banjir," katanya.

Idris menambahkan, semoga atas inisiatif dari PT Karabha Digdaya ini, sampah yang ada di kota Depok, khususnya Kecamatan Tapos semakin berkurang.

"Bismillah, dengan diresmikannya tempat pengelolaan sampah ini, sampah yang ada di Depok semakin berkurang," ujarnya.

Direktur Utama PT Karabha Digdaya, Arif Wiryawan mengatakan, pendirian Rumah Maggot itu sebagai salah satu bentuk kepedulian pihaknya terkait persoalan sampah di Kota Depok. Berangkat darisitu, dia dan jajaran menginisiasi pengelolaan sampah menggunakan maggot di wilayah Cimpaeun, Kecamatan Tapos.

"Melihat sampah adalah masalah bersama, maka kami berinisiatif memberikan bantuan berupa pembangunan tempat pengelolaan sampah disini," ujarnya.

Arif merasa beruntung, inisiatifnya tersebut berbalas dengan adanya respon dari Suhanda yang merupakan penggiat pengelolaan sampah menggunakan Maggot dan para stakeholder di wilayah Kecamatan Tapos.

"Alhamdulillah, niat baik kami mendapatkan jawaban yang sangat baik dimana bisa bertemu dengan Pak Suhanda dan Bapak/Ibu yang ada disini," ucapnya.

Selanjutnya, dia menuturkan, pembangunan pengelolaan sampah ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat dalam membuang sampah. Sehingga, penanganan di Kota Depok dapat teratasi dengan baik.

"Senada dengan tema ulang tahun ke -33 PT Karabha Digdaya yaitu Berani Berubah, karenanya saya mengajak kepada seluruh masyarakat untuk dapat berani berubah dalam gaya hidup, khususnya dalam hal ini terkait sampah. Agar kedepannya nanti, anak cucu kita bisa mendapatkan kesempatan hidup bersih tanpa sampah," papar Arif.

Pengelola Rumah Maggot, Suhanda memaparkan, unit pengelolaan sampah itu telah didirikannya sejak Tahun 2016 silam.

"Ya sejak 2016 saya ngajar kemana-mana, saya buka disini karna diminta pak camat," ungkapnya.

Dia menjelaskan, kandungan yang berada dalam maggot adalah 40-45% protein. Selebihnya, terdiri dari kalsium, minyak, abu. Namun, maggot memiliki kecenderungan terhadap kandungan protein.

"Jadi, protein itu berguna buat ternak ikan, pasti dari olahan sampah itu bisa jadi pupuk," terang Suhanda.

Selanjutnya, jelas Suhanda, Maggot bisa berbau atau tidak. Tergantung dari cara mengolahnya, jika pengolahnya belum ahli maka akan menimbulkan bau dan bisa mendapatkan komplain. Namun, jika pengolahannya sudah cukup profesional maka maggot tidak akan menimbulkan bau.

"Maggot kita olah, kita masukin ke microwave, kita rebus dulu baru kita jadiin pakan ternak," ujarnya.

Menurut dia, pembuatan maggot terkendala pada Sumber Daya Manusia (SDM) untuk mengelola limbah-limbah rumah tangga, yang dimana mereka belum terbiasa memilah.

Suhanda menjelaskan, keuntungan yang utama dari Rumah Maggot ialah sampah organik akan berkurang, keuntungan dan keuntungan lainnya pakan ternak pos produksinya bisa dipangkas sekitar 50%.

"Ya, karna fungsi utama ialah ekologi, lingkungan bersih, untuk pakan ternaknya bonus," tutup Suhanda. (dra/mg8/rd)



Jurnalis  : Indra Siregar

Editor : Indra Siregar

Tags

Terkini