Masyarakat sering membuang kardus dan menganggap sampah tak bernilai. Bumi kardus menjadikan kardus sebagai suatu prakarya bernilai hingga punya nilai jual. Rumah kreatif ini berlokasi di Jalan Pemuda, Kecamatan Sawangan, Depok.
Laporan : Melania Andrea
RADARDEPOK.COM, Ruangan 2x5 meter itu nampak berantakan. Potongan kardus berserakan di lantai. Ada beberapa yang sudah dibentuk menjadi pola-pola tertentu. Seperti rumah sampai sepeda motor.
Sudah enam tahun ini, studio bercat biru pudar tersebut menjadi ruangan kreasi mendesain ragam kardus menjadi karya seni. Seorang pekerja dengan telaten memotong kardus yang sudah digambar motor gede. Jangan diganggu. Kalau sampai salah potong, bisa rusak rancangan yang sudah didesain.
“Kalau motong ini mesti hati-hati. Salah-salah jari bisa teriris. Pisau cater sangat tajam,” seorang pekerja membuka suara.
Nantinya setelah dipotong, kardus yang sudah dipola bakal masuk tahap selanjutnya. Direkatkan dengan lem, lalu disambung. Kardus yang tadinya dua dimensi, akan berubah jadi tiga dimensi.
Pendiri Rumah Kardus, Sanjaya Akmal Arifin menghampiri. “Ini mau dibuat apa?,” tanyanya.
“Mau dibuat gambar motor Ba,” jawab si pekerja, sembari berdiri dari duduknya, saat mengetahui bosnya datang. Sanjaya, oleh anak buahnya, biasa disapa Baba.
“Wow bagus. Potongnya pelan-pelan. Sesuai garis saja,”
“Siap Ba,” memberikan jempol tanda setuju. Dia duduk kembali. Melanjutkan pekerjaan.
Suasana studio memang berantakan. Tapi, hampir semua studio prakarya pasti seperti itu. Selain kardus, ada cat, kuas, lem, sampai pisau, alat-alat yang biasa dipakai pekerja membuat karya.
“Awal mulanya saya tidak berpikiran untuk membuat usaha, saya hanya membuat rumah kardus untuk anak saya. Kemudian dipost lewat Facebook. Lalu banyak yang merespon baik dan ingin memesannya,” jelas Baba.
Ini membawa berkah bagi baba. Akhir 2015 merupakan awal yang baru baginya. Saat ia berhenti dalam pekerjaanya sebagai security.
“Pertama kali saya resign saya berpikir untuk membuka usaha rumah barbie dan berharap dari Facebook. Tapi karena belum ada pesanan saya memutuskan kerja serabutan,” katanya pelan.