RADARDEPOK.COM - Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) memutuskan gelaran Kongres Luar Biasa (KLB) yang sejatinya jatuh pada pertengahan Tahun 2023 dipercepat menjadi Januari 2023. Merespon keputusan itu, punggawa sepakbola di Kota Depok turut bereaksi.
Ketua Askot PSSI Depok, Meiyadi Rakasiwi mengatakan, pihaknya tidak memiliki kapasitas untuk memberikan suara dalam KLB tersebut. Namun, kata dia, hasil yang keluar dari KLB PSSI Pusat dapat membawa dunia sepakbola tanah air menjadi lebih baik. Apalagi, momentum itu berkaitan erat dengan Tragedi Kanjuruhan, beberapa waktu lalu.
"Semoga dengan adanya Tragedi Kanjuruhan dan KLB PSSI Pusat akan ada perbaikan dan melahirkan sepakbola tanah air yang lebih baik," ungkapnya kepada Radar Depok, Rabu (2/11).
Menurut Meiyadi, persepakbolaan tanah air dapat menjadi lebih baik jika mendapatkan dukungan penuh dari pemerintah, federasi sepakbola nasional dan internasional, terlebih peran serta insan sepakbola tanah air. "Tentunya semua itu dapat terwujud dengan dukungan dari pemerintah, FIFA, PSSI, klub sepakbola dan insan persepakbolaan tanah air," ujarnya.
Ceo Persikad 1999, Handiyana Sihombing mengatakan, pihaknya cukup terkejut mendengar keputusan PSSI yang mempercepat gelaran KLB tersebut. Pasalnya, proses dan keputusan itu dinilai terlalu cepat diambil. "Pandangan saya terhadap KLB PSSI pertama cukup kaget ya, karena prosesnya begitu cepat," ungkapnya kepada Radar Depok.
Handiyana meminta, KLB yang akan dilaksanakan itu tidak hanya sekedar mengganti penggurusan atau sebagai syarat untuk kembali menggelar kompetisi. Lebih dari itu, KLB diharapkan dapat membawa perubahan bagi wajah persepakbolaan di tanah air.
"Semoga dengan adanya KLB ini, melahirkan kepengurusan yang lebih baik dari yang sekarang. kemudian yang ketiga, jangan hanya ganti kepengurusan tetapi tidak ada perubahan apapun, tidak ada fokus dan tidak ada konsep yang baik untuk persepakbolaan nasional," terangnya.
Sekilas, dia mengulas kembali pengalaman pahit yang sempat dialami Persikad 1999 dalam Liga 3 Seri 2 Jawa Barat. Di mana, mereka merasa dirugikan oleh keputusan wasit dan sikap Asprov PSSI Jawa Barat. "Kemudian, kami juga menginginkan KLB ini tidak hanya ditingkat pusat tetapi sampai ke tingkat provinsi khususnya Provinsi Jawa Barat agar segera dilakukan KLB juga," pinta Handiyana.
Handiyana menegasakan, hasil dari KLB PSSI Pusat dapat menjadikan Tragedi Kanjuruhan, Malang sebagai pelajaran berharga agar hal serupa tidak terjadi lagi. "Dan apabila ada kepengurusan baru semoga tidak ada kejadian sepertu di Kanjuruhan. Ini menjadi moementum sepakbola Indoensia menjadi lebih baik," tandasnya. (ger/rd)
Jurnalis : Gerard Soeharly
Editor : Fahmi Akbar