Siapa sangka, meski terbilang muda, Kepala Kemenag Kota Depok, Enjat Mujiat memiliki sejuta pengalaman menarik. Bahkan, ceritanya cukup menggelitik. Bayangkan saya, dia pernah menginjak roti buaya saat masih menjadi penghulu. Ayah tiga anak itu juga pernah tersasar di Mekkah, Arab Saudi.
Laporan : Gerard Soeharly
RADARDEPOK.COM, Aroma wangi kopi sangat tercium pada ruang kerja Kepala Kemenag Kota Depok, Enjat Mujiat. Pada meja kaca yang tingginya tidak melebihi lutut orang dewasa itu muncul kepulan asap.
Disaksikan dua gelas kopi hitam panas, dia mulai larut dalam ceritanya. Usai membagikan perjalanan karirnya. Enjat mulai mengungkap kisah menarik yang pernah dilaluinya.
Masih melekat betul diingatan Enjat. Kala itu, dia menjadi penghulu di KUA Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor. Kemudian, Enjat mendapat tugas untuk menikahkan calon pengantin di wilayah Citeureup.
Pengantin pria itu berasal dari Bogor. Sementara, mempelai wanitanya berasal dari wilayah Jakarta. Mereka meyakini roti buaya sebagai lambang kesetiaan.
Menjelang Ijab Kabul, Enjat yang mengenakan seragam hitam-putih ditambah jas pada bagian luarnya mulai memasuki rumah pengantin yang terbilang kecil. Tidak jauh dari pintu masuk, pengantin telah menyediakan simbol kesetiaan tersebut.
Dengan penuh percaya diri, dia melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah tersebut. Saat bersalaman dengan keluarga calon pengantin, Enjat tidak menyadari bahwa telah menginjak roti buaya itu pada bagian mulutnya. Bahkan, buaya yang punya kesan menakutkan itu berubah menjadi benda yang cukup menggelitik perut. Pasalnya, bagian mulut buaya itu menjadi rata.
"Roti buaya itu terinjak kepalanya dan moncongnya oleh saya. Gak taunya moncong buaya itu gepeng. Ya saya malu, kedua juga mungkin calon pengantin kesal juga kok ini penghulu ngerusak roti saya ya," ungkap Enjat dengan menahan tawanya.
Cerita selanjutnya datang dari Tahun 2012, Enjat pernah tersasar di tanah suci Mekkah, Arab Saudi karena ketiduran di bus. Saat itu, untuk pertama kalinya dia dipercayakan memimpin rombongan haji yang berasal dari wilayah Bogor.
Seingat dia, Pemkab Bogor waktu itu memfasilitasi jamaah haji dengan bus sholawat. Kemudian, dia diberikan kepercayaan mendampingi 450 jamaah haji menuju tanah suci, Mekkah.
Sampai di Mekkah pada sekira Pukul 03.00, dia meminta ketua rombongan untuk istirahat terlebih dulu atau tidak langsung menuju towab umroh karena mereka sudah berihram.
Singkat cerita Enjat dan rombongan akan kembali ke Hotel Bakhutmah tempat mereka menetap selama disana. Karena jamaah yang penuh bahkan krodit, dia mendapat giliran pulang dengan bus paling akhir.
Karena mengantuk, dia menitipkan pesan kepada temannya, Dudu yang kebetulan satu bus dan sama-sama berasal dari Sunda.