Siapa sangka dengan bermodalkan printer pinjaman, fotokopi keliling di Depok milik Pak Ade telah dikenal banyak orang. Usaha unik yang sempat menghebohkan jagad dunia maya tersebut, bahkan bisa menghabiskan seribu lembar per harinya.
Laporan : Ashley Angelina Kaesang
RADARDEPOK.COM - Semua berawal dari keisengan salah satu pelanggan yang mengabadikan usaha kecil-kecilan pak Ade di Tiktok. Bak ketiban durian runtuh, kini sudah ada 643 ribu pasang mata yang menonton konten tersebut.
Bapak dua orang anak itu pun mulai dikenal banyak orang. Tak sedikit dari mereka datang, hanya untuk sekedar mengabadikan momen bersama Pak Ade melalui gawai pribadi mereka atau melakukan wawancara untuk keperluan produk jurnalistik maupun konten di media sosial.
“Pak saya izin ambil foto sedikit ya pak untuk tugas fotografi di kampus. Soalnya saya disuruh ambil foto yang lagi viral-viral,” tanya seorang mahasiswa seraya menghampiri pak Ade.
“Iya neng silahkan, yang banyak juga tidak apa-apa. Memangnya eneng kuliah di mana?,” jawab Pak Ade sambil membuat pesanan pelanggan.
“Di Universitas Indonesia pak, semester tiga. Pak maaf, boleh jangan bergerak sebentar,” pinta mahasiswa yang mengenakan ponco merah itu.
“Oh boleh-boleh, saya harus gaya juga gak nih,” goda Pak Ade dengan ramah.
“Boleh pak, gaya bebas saja,” sahut sang mahasiswa dengan tersenyum malu-malu.
Memang, usaha yang dijalankan Pak Ade bisa dibilang di out of the box. Usaha jenis ini biasanya menggunakan tempat permanen, karena memerlukan ruang untuk menaruh mesin. Namun, Pak Ade justru membuat terobosan baru, ia membuka jasa fotokopi menggunakan motor matik berwarna hijaunya.
Meski hanya menggunakan kuda besi tanpa gigi miliknya yang terparkir di sebelah kantor BPN Kota Depok, jasa yang disediakan Pak Ade cukup lengkap, tidak kalah dengan fotokopi di kios permanen.
Mencari usaha Pak Ade di sekitaran Kota Kembang, khususnya di deretan Gedung DPRD Kota Depok dan sejumlah kantor instansi pemerintahan tidaklah sulit. Pasalnya,ia menggunakan payung merah untuk menahan laju sinar mentari mengenai usahanya dan tentunya untuk dirinya berteduh.
Payung merah tersebut menjadi ciri khas usaha Pak Ade. Bahkan, ketika orang ingin mencari fotokopi di Kota Kembang, mereka spontan menyebut Payung Merah sebagai jawaban kebutuhan menjiplak dokumen atau print.
Payung Merah Pak Ade itu menyediakan jasa foto copy, print, scan dan cetak foto. Namun, jenis kertas digunakan hanya yang berukuran A4 dan F7 saja.